TRIBUNNEWS.COMĀ - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan, Hageng Nugroho buka suara soal penerapan penggunaan Aplikasi MyPertamina dalam pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM).
Hageng menegaskan, kebijakan penggunaan aplikasi ini dilakukan bukan karena stok habis.
Alih-alih untuk menaikkan harga BBM, penggunaan MyPertamina diberlakukan untuk mengatur tata kelola penggunaan BBM subsidi.
Pasalnya, subsidi BBM seharusnya digunakan untuk masyarakat miskin dan kategori tertentu.
Baca juga: Tata Cara Mengatasi Aplikasi MyPertamina yang Eror
"Saya tegaskan kebijakan ini dilakukan bukan karena stok habis atau tidak ada persediaan dan hingga saat ini belum ada wacana untuk perubahan harga."
"Hal yang melandasi kebijakan ini karena adanya manat UU bahwa subsidi hanya dapat diberikan pada kelompok masyarakat miskin dan tertentu yang telah diatur," kata Hageng dikutip dari Kompas TV, Minggu (3/7/2022).
Apalagi, lanjut Hageng, perang Rusia dan Ukraina membawa dampak meningkatnya harga BBM di dunia.
"Sehingga ada disparitas harga minyak internasional dan dalam negeri dan harga jualnya yang (terlampau) cukup jauh."
"Sehinga kita perlu hati hati dalam mengatur ini dengan memberikan tata kelola yang lebih baik untuk penggunaan BBM subsidi ini," lanjut Hageng.
Untuk itu, Hageng meminta masyarakat tidak berasumsi jauh terkait hal ini.
"Sebaiknya tidak panik dan tidak buru-buru berasumsi jauh atas kebijakan ini," tegas Hageng.
Baca juga: Jenis BBM yang Tak Perlu Gunakan MyPertamina
MyPertamina Dianggap Ribet
Diwartakan Tribunnews sebelumnya, Anggota Komisi VII PR RI, Paramitha Widya Kusuma mengungkapkan ketidaksetujuannya pada penggunaan alikasi MyPertamina.
Menurutnya, aplikasi ini membuat rakyat kecil merasa ribet.