Laporan Reporter Tribunnews.com, Naufal Lanten
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga survei Indikator Politik Indonesia mencatat sebanyak 67,5 persen masyarakat Indonesia puas terhadap hasil kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Secara rinci, sebanyak 57,8 persen masyarakat mengaku cukup puas dan 9,7 persen lainnya sangat puas.
Sementara 25,8 persen responden survei kurang puas terhadap kinerja Jokowi, serta 4,4 persen tidak puas sama sekali dan 2,2 persen lainnya tidak menjawab.
“Jadi total mereka yang puas atau sangat puas itu 67,5 persen,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam rilis survei secara virtual, Senin (11/7/2022).
Baca juga: Survei Indikator Politik Indonesia Catat Kondisi Polhukam hingga Ekonomi Nasional Membaik
Lebih lanjut ia menjelaskan alasan mayoritas masyarakat puas terhadap kinerja Presiden Jokowi. Kata dia, kepuasan masyarakat lantaran pemerintah gemar memberikan bantuan kepada rakyat kecil.
Kemudian alasan lainnya adalah karena pemerintah kerap membangun infrastruktur seperi jalan raya, jalan tol hingga jembatan penghubung.
“Kinerjanya sudah bagus, orangnya merakyat, orangnya baik,” kata Burhanuddin. “Itu 5 alasan paling banyak yang dipilih responden kenapa mereka puas dari 67,5 persen.”
Sepertiga Masyarakat Indonesia Tidak Puas Kinerja Jokowi
Ia melanjutkan, ada sebanyak 30 persen masyarakat mengaku tidak puas dengan kinerja Presiden Jokowi. Ketidakpuasan publik ditengarai harga bahan pokok yang terus melonjak naik.
“Jadi hampir sepertiga masyarakat tidak puas itu pusat atau sumber ketiakpuasan mereka terutama karena faktor harga-harga kebutuhan pokok yang meningkat,” ujarnya.
Selain harga bapok, bantuan yang tidak diberikan merata juga mendasari ketidakpuasan publik.
Sebagai contoh ada bantuan langsung tunai (BLT) yang diberikan pemerintah, namun penerimanya manfaat tidak sesuai sasaran.
Sementara warga lainnya yang membutuhkan justru tidak mendapat bantuan.
Baca juga: Jokowi Minta Warga Pakai Masker di Dalam dan Luar Ruangan, Simak Aturannya untuk Perjalanan Domestik
“Jadi hati-hati pemerintah, apalagi kedepan kalau misalnya ada rencanya memberikan bantuan sosial tetapi sampai atau diterima oleh mereka yang tidak berhak itu akan memicu ketidakpuasan buat masyrakat yang tidak menerimanya, apalagi jika mereka merasa berhak untuk menerima bansos,” ucap Burhanuddin.
Sementara 6,7 masyarakat tidak puas akibat menganggur karena sulit mencari lapangan pekerjaan.
Kemudian sebanyak 3,9 persen masyarakat tidak puas juga karena angka kemiskinan tidak berkurang hingga dianggap menanangi pandemi.
Adapun jika melihat survei pada April 2022, tingkat penilaian kinerja Jokowi turun ke angka 59,9 persen dari sebelumnya 71,7 persen.
Namun, survei Juni 2022 kembali naik alias rebound menjadi 67,5 persen.
Burhanuddin berujar, peningkatan kepuasan masyarakat terhadap kinerja Jokowi terjadi setelah mengalami penurunan lima sampai enam kali berturut-turut.
“Karena waktu itu kan sempat di bawah 60 persen. jadi batas ambang psikologis approval rate-nya adalah tidak boleh dibawah 50 persen. Ini sepertinya ada kabar baik, tren kepuasan terhadap kinerja presiden itu meningkat,” tuturnya.
Adapun surveu tersebut dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia dalam jangka waktu antara 16-24 Juni 2022 dengan melibatkan 1.200 responden di seluruh provinsi yang ada di Indonesia.
Metodologi yang digunakan adalah simple random sampling dengan basis toleransi margin of error (MoE) sebesar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.