TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepolisian tidak menampik mengganti decoder CCTV yang ada di pos keamanan kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Penggantian decorder CCTV tersebut dilakukan polisi sehari setelah terjadi baku tembak di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo yang menewaskan ajudannya Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Mayjen (Purn) Seno Sukarto, Ketua RT 05 RW 01 di kompleks tersebut mengungkap awalnya dirinya tidak tahu bila decorder CCTV tersebut diganti.
"Maksudnya itu bukan CCTV di rumah Pak Sambo, CCTV alatnya yang di pos, ya dari mereka (yang ganti), saya tahunya hari Senin," kata Seno saat ditemui di kediamaanya, Rabi (15/7/2022).
Akibat decoder CCTV komplek diganti aparat kepolisian, sebagai ketua RT ia tak bisa memutar ulang beberapa jam setelah kejadian.
Baca juga: Rumah Pak RT Didatangi 2 Polisi Setelah Bicara Soal Kasus Baku Tembak di Rumah Irjen Ferdy Sambo
Sehingga, ia tak mengetahui jenazah korban diangkut menggunakan mobil ambulance atau mobil pribadi.
"Saya tanya sama Satpam, ya dia aja enggak tahu diganti yang baru alatnya ininya itu, ya mungkin karena semua CCTV sini kan pusatnya di pos keamanan," katanya.
Menyikapi hal tersebut Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan tim khusus penanganan penembakan Brigadir J bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo masih bekerja.
Nantinya, mereka akan menjelaskan secara rinci mengenai kasus tersebut.
"Biar tim bekerja dulu agar tidak ada penafsiran-penafsiran yang berbeda-beda," kata Dedi saat dikonfirmasi, Kamis (14/7/2022).
Baca juga: Sosok Irjen Pol Ferdy Sambo di Mata Tetangga: Jarang Bergaul, Rumahnya Banyak
Ia menuturkan bahwa kasus penembakan Brigadir J oleh Bharade E nantinya bakal dibuktikan secara ilmiah.
Untuk itu, Dedi meminta masyarakat bersabar menunggu tim bekerja.
"Semua akan dibuktikan secara ilmiah oleh tim," katanya.
Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Budhi Herdi Susianto membenarkan pihaknya mengganti decoder CCTV yang ada di pos satpam.