TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kegiatan pemberdayaan komunitas literasi sangat perlu dilaksanakan secara rutin dan massif, karena ini merupakan ujung tombak dalam upaya membudayakan literasi di masyarakat.
“Di tahun 2022 ini, Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra melalui Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP) Literasi, menggelar kegiatan pemberdayaan komunitas literasi bagi 100 komunitas literasi di wilayah DKI Jakarta,” ujar Kordinator Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP) Literasi, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset Dan Teknologi, Retno Utami, pada acara Pemberdayaan Komunitas Literasi se-Provinsi DKI Jakarta di Aston Kartika Hotel, Jakarta.
Penyelenggaraan Pemberdayaan Komunitas Literasi se-Provinsi DKI Jakarta yang difasilitasi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbudristek diikuti 100 wakil komunitas dan berlangsung selama empat hari, sejak 12 hingga 15 Juli 2022.
Dalam kegiatan tersebut ketua komunitas literasi akan diberi penguatan dalam hal manajemen komunitas literasi, penyusunan program komunitas literasi yang kreatif, cerdas berliterasi digital, serta peningkatan kompetensi literasi baca-tulis.
Secara teknis, peserta dibagi dua kelas, Kelas A dan Kelas B, kecuali pembukaan dan penutupan, seluruh peserta digabung jadi satu.
Retno Utami mengatakan, kegiatan pemberdayaan komunitas literasi bertujuan untuk membina dan meningkatkan kompetensi para ketua/pengurus komunitas literasi dalam hal penguatan manajemen komunitas literasi, penyusunan program komunitas literasi yang kreatif, cerdas berliterasi digital, serta peningkatan kompetensi literasi baca-tulis.
Selanjutnya, mereka diharapkan mampu mengaplikasikannya di komunitas literasi mereka masing-masing.
Sejumlah nama yang sudah berpengalaman dalam dunia literasi tampil sebagai nara sumber yaitu Ketua Forum Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Pusat, Opik, Kepala Bidang Pengembangan Organisasi dan SDM, Forum TBM Pusat, Willy Ariwiguna, Dosen Universitas Indonesia Dr. Devie Rahmawati, Dosen Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Dr, Tuti D Wardi, Reading Bugs, Rossie Setiawan dan Ihdina, Wartawan Senior/Editor Budaya Harian Kompas, Putu Fajar Arcana, dan Direktur Eksekutif PT YOT Nusantara, Alexander Zulkarnain.
Baca juga: Pelatihan Literasi Digital Akan Diberikan Kepada 5,5 Juta Masyarakat Di Tahun 2022 Ini
Devie Rachmawati dan Alexander Zulkarnain memberikan materi tentang cerdas dan bijak berliterasi digital dan lanjut tentang praktik cerdas berdigital untuk kecakapan hidup.
Lalu Tati D Wardi membawakan tema pentingnya literasi baca tulis untuk kecakapan hidup dan lanjut tema tentang penerapan enam literasi dasar baca tulis di komunitas literasi.
Pimpinan Forum TBM Pusat, Opik dan Willy Ariwiguna menyampaikan suatu hal yang mendasar dan penting bagi pengurus TBM yakni penyusunan program kegiatan kreatif di komunitas literasi.
Untuk tema membaca nyaring atau read aloud sebagai motivasi anak mencintai buku disampaikan oleh Roosie Setiawan dan Ihdina.
Jurnalis senior Kompas, Putu Fajar Arcana memberikan materi penulisan kreatif nonfiksi. Para pemateri ini bergantian dan masuk di kelas A dan B.
Dibuat Menarik
Dalam pelaksanaan, semua pemateri bukan saja memaparkan apa yang disampaikan tapi juga peserta membuat kelompok dan tugas langsung di kelas dan praktik, baik membaca nyaring, menulis kreatif, maupun penyusunan program.
Di samping itu ada sejumlah pretest dan juga test untuk mengukur kemampuan dan daya ingat peserta. Alhasil, semua kegiatan selama empat hari ini sangat bermanfaat, dan menyenangkan serta tidak membosankan. Apalagi ada selingan game atau pun permainan ringan untuk menghilangkan kebosanan.
Sementara itu Ketua Forum TBM DKI Jakarta, Yudy Hartanto mengatakan, menyambut baik pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan Komunitas Literasi se-Provinsi DKI Jakarta ini.
Baca juga: Gerakan Literasi Nasional Tidak Hanya di Sekolah, Tapi Juga di Taman Baca
Diharapkan para peserta dapat mengembangkan pengetahuan, ide baru kegiatan dan pengelolaan komunitas literasi agar lebih berkemampuan dalam menyelesaikan permasalahan di masyarakat terutama di bidang 6 literasi dasar.