Cara pertama yang dapat dilakukan yakni dengan memberdayakan kaum muda, dan meningkatkan partisipasi mereka dalam proses pengambilan keputusan. Puan melanjutkan, langkah yang bisa dilakukan lainnya adalah dengan memastikan suara generasi muda didengar di tingkat global, nasional, dan lokal.
“Representasi politik pemuda perlu diperkuat untuk membawa kepentingan mereka di lembaga formal seperti parlemen, lembaga pemerintah, dan dewan pemuda,” tegas cucu Proklamator RI Bung Karno tersebut.
“Kaum muda adalah masa depan demokrasi mana pun. Kita harus memberdayakan generasi muda untuk menghidupkan kembali demokrasi,” sambungnya.
Cara kedua yang dapat dilakukan negara-negara dunia, menurut Puan, adalah dengan menyediakan pendidikan yang berkualitas bagi kaum muda. Sebab, pendidikan bisa menjadi game changer yang mengubah kaum muda untuk menjadi kekuatan positif dalam masyarakat.
“Pandemi telah mengganggu pendidikan lebih dari 90 persen anak-anak di seluruh dunia. Bagi banyak siswa, gangguan ini mungkin berdampak permanen bagi masa depan mereka,” jelas Puan.
Dalam jangka pendek, prioritas yang perlu dilakukan adalah dengan membantu anak-anak untuk mengejar ketinggalan pembelajaran selama pandemi. Puan menyebut, diperlukan juga sistem pendidikan yang dimodernisasi yang dapat membuat pembelajaran lebih berpusat pada siswa, dinamis, dan kolaboratif.
“Kita perlu mengubah pendidikan sehingga siswa dapat mencapai potensi penuh mereka dengan mempelajari pengetahuan dan teknologi baru. Pendidikan yang berkualitas harus dapat membantu siswa meningkatkan literasi digital dan mengurangi kesenjangan digital,” urainya.
Langkah selanjutnya adalah dengan menciptakan lapangan kerja dan peluang ekonomi yang layak karena pandemi Covid-19 berdampak serius pada pekerja muda. Oleh karenanya, upaya meningkatkan kompetensi pemuda dan menghubungkan mereka dari pembelajaran ke peluang kerja dan kewirausahaan harus dapat dipastikan.
“Ketersediaan pekerjaan yang layak bagi kaum muda juga terkait dengan peluang ekonomi di masa depan, terutama di bidang ekonomi hijau dan digital. Saat kita mengatasi perubahan iklim, kita harus mampu menciptakan pekerjaan yang berhubungan dengan lingkungan seperti di sektor energi terbarukan,” terang Puan.
Pada saat yang sama, meluasnya penggunaan teknologi digital selama pandemi harus dapat dilihat sebagai peluang untuk mempercepat penggunaan teknologi digital bagi generasi muda. Puan pun menilai dibutuhkan pula kontribusi generasi muda dalam menyelesaikan berbagai permasalahan global.
“Kita membutuhkan pemuda sebagai agen pembangunan, sebagai agen untuk mengurangi emisi global dan sebagai pembuat perdamaian. Dengan meningkatnya ketegangan geopolitik, pemuda diharapkan menyebarkan budaya damai dan toleransi,” kata Puan.
Meski begitu, kaum muda harus memiliki pemahaman yang jelas tentang akar penyebab tantangan global untuk dapat melakukannya. Menurut Puan, Y20 cocok untuk membuat rekomendasi tentang bagaimana kaum muda dapat berkontribusi untuk memecahkan tantangan global termasuk untuk pencapaian SDGs yang adalah agenda global di masa depan.
“Ini sebenarnya agenda kaum muda. Kami tidak akan dapat mencapai tujuan kami untuk tidak meninggalkan siapa pun, mengakhiri kemiskinan, dan menyediakan akses ke layanan kesehatan dan pendidikan pada tahun 2030, jika kami tidak memberdayakan kaum muda,” ucapnya.
Puan mendorong agar pemuda menjadi bagian dari proses pencapaian SDG yang membutuhkan bantuan semua elemen, termasuk dari generasi muda. Itu artinya, semua ini adalah proses inklusif dengan tujuan menyelesaikan krisis global.
Baca juga: Anies Baswedan Minta Para Pemuda Seluruh Dunia Bahas Planet yang Layak Huni di Acara Y20
“Di ruangan ini, Y20 berkumpul. Ini adalah bukti bagaimana suara generasi muda terdengar di panggung global. Saat di jalan, beberapa anak muda melakukan protes untuk menyuarakan keprihatinan mereka. Suara-suara yang diminta anak muda di jalanan juga harus tercermin dalam karya Y20,” tandasnya.
“Jika pemuda ingin melihat perubahan, reformasi, dan mempengaruhi dunia dengan ide-ide kalian, maka mulailah membuat komitmen yang berani. Dan pemuda perlu mengambil partisipasi aktif dalam proses pengambilan keputusan,” tambahnya.
Puan juga memberikan tantangan kepada pemuda dunia agar bisa menerjemahkan berbagai komitmen dalam tindakan nyata di lapangan. Ia mengajak pemuda bekerja sama untuk menciptakan dunia yang nyaman bagi semua generasi.
“Dunia yang lebih berkelanjutan, damai, dan adil. Sebuah dunia di mana kaum muda mampu memanfaatkan potensi penuh mereka. Dengan demikian, kita akan dapat mengubah proses pemulihan menjadi dunia yang tangguh,” kata Puan.
Puncak acara KTT Y20 akan digelar di Jakarta dan Bandung pada 17 hingga 24 Juli 2022 dengan mengambil empat isu prioritas yaitu transformasi digital, ketenagkerjaan pemuda, keragaman dan inklusi, serta keberlanjutan planet dan layak huni.
KTT Y20 menjadi salah satu rangkaian dari KTT G20 yang baru akan digelar di Bali pada 14-15 November mendatang.