TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Elite NasDem Zulfan Lindan membantah pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang menyebut ada partai politik yang elektoralnya turun mencoba memunculkan kader partai lain, bahkan mencalonkan sosok yang seharusnya netral dalam politik.
Zulfan menilai, pernyataan Hasto salah lantaran pemilu 2024 mendatang tak berpatokan pada hasil survei.
"Ucapan bahwa sudah elektabilitasnya turun, kemudian mencalonkan kader orang itu kan satu statement yang salah. Pemilu yang akan datang ini kan tidak berpatokan kepada hasil survei ini," kata Zulfan dikutip dari diskusi Adu Perspektif Total Politik, Rabu (20/7/2022).
"Kita kan punya 9,8 persen di DPR yah. Jadi lucu gitu, kita mau mencalonkan presiden kok bicara yang akan datang, kita bicara yang ada sekarang," sambung Zulfan.
Menurut Zulfan, dulu NasDem berdasarkan survei diprediksi 2,5 persen, namun ternyata mendapat 9,6 persen.
"NasDem dulu diprediksi berdasarkan survei 2,5 persen dapat 9,6 (persen). Nah sekarang ada yang 4,6 ada 5,7 mungkin bisa 20 nanti. Nah ini kan personal bisa berubah," ungkapnya.
Ia pun mencontohkan ketika mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dulu mendapat sebesar 21 koma sekian persen.
Baca juga: Politikus Senior PDIP Sentil Etika Politik NasDem Saat Usung Ganjar Pranowo Jadi Bakal Capres 2024
"Siapa sangka SBY dulu bisa 21 koma sekian persen," ucapnya.
Karena itu, Zulfan meminta agar jangan melihat seolah-olah tak terjadi perubahan dalam dinamika politik menuju pilpres 2024.
Sebab menurutnya, rakyat yang akan melihat dan menentukan pilihannya sendiri saat pemilihan nanti.
"Jadi sudahlah kita sebenarnya di dalam perjalanan politik ini jangan terlalu melihat bahwa tidak akan terjadi perubahan. Rakyat ini kan melihat, ya kan. Rakyat melihat apa yang terjadi di tengah-tengah kita ini ya. Dia bisa punya pilihan sendiri nanti," ungkap Zulfan.