Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Pelita menawarkan kepada kaum muda agar tidak terjebak dalam pemahaman politik yang bertentangan dengan pemahaman pancasila dan nilai agama yang terus berkembang dewasa ini.
Hal ini penting menurut Ketua Majelis Permusyawaratan Partai (MPP) Partai Pelita Din Syamsuddin, sebab jika tidak, maka Indonesia tidak punya harapan akan masa depan bangsa.
"Pertama agar kaum muda generasi milenial tidak terjebak kepada pragmatisme, oportunisme, matrealisme politik yang berkembang terakhir ini," ujar Din di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia (RI), Sabtu (13/8/2022).
"Sebab kalau itu terjadi, kita tidak punya harapan akan masa depan bangsa karena generasi penerusnya telah terpapar oleh isme-isme yang sesungguhnya bertentangan dengan nilai-nilai agama dan pancasila serta konstitusi kita itu," tambahnya.
Baca juga: Bangkit Dari Mati Suri, Partai Kongres Daftar Pemilu: Masih Banyak Rakyat Miskin
Lebih lanjut, Din juga menegaskan Partai Pelita adalah partai yang berjuang pada tataran nilai etika dan moralitas politik.
"Kami terus terang tidak ingin juga mengikuti aliran-aliran tadi apalagi kami menolak kalau ada oligarki yang terutama dalam bidang ekonomi ingin mendiktekan perpolitikan Indonesia," ucapnya.
Namun, Din yakin di satu sisi masih banyak orang-orang yang punya idealisme untuk mengembalikan harkat dan martabat bangsa.
"Tapi kami yakin banyak sekali ditubuh bangsa ini yang punya idealisme berdasar agama, nilai luhur bangsa, ingin mengembalikan harkat dan martabat bangsa ini sesuai dengan sila keempat pancasila," ujarnya.
Partai Pelita merupakan partai ke-30 yang mendaftar ke KPU RI.
Kader Partai Pelita tiba di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat, untuk mendaftar sebagai peserta Pemilu 2024 sekira pukul 09.19 WIB.
Rombongan Pelita dipimpin oleh Din Syamsuddin.
Tampak Ketua Umum Partai Pelita Beni Pramula dan Sekretaris Jenderal Tantan Taufik Lubis ikut dalam rombongan.