Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM - Aktivis '98 Faisal Assegaf, sosok yang dilaporkan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Tohir akan balik melaporkan ke Mabes Polri pada Senin (29/8/2022).
Diketahui, Faisal Assegaf dilaporkan atas dugaan fitnah kepada Erick Thohir dalam video di Instagram pribadinya yang menyebut memiliki banyak istri.
Menanggapi laporan itu, Faisal pun berencana akan balik melaporkan Erick Thohir.
Bahkan dirinya juga akan melaporkan pengacara Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak ke Mabes Polri.
Pernyataan ini diungkapkannya melalui cuitan di akun Twitternya, @faizalassegaf pada Jumat (26/8/2022).
"Hari Senin minggu dpn saya akan laporkan Erick Thohir & Kamaruddin ke Mabes Polri!!! Jgn pernah menggertak saya," tulisnya.
Baca juga: Erick Tohir Takjub Lihat Petani Kenakan Jersey Inter Milan Terbaru: Minta Alamatnya Ya
Selanjutnya, Faisal mengaku konten video yang diunggahnya tersebut diperolehnya dari grup alumni Universitas Indonesia.
"Postingan yg saya posting di IG saya, didapat dari Grup Alumni UI & beredar luas, knp kalian buat fitnah keji dan jahat pd saya? G****k kalian !!!!," demikian tertulis dalam cuitannya.
Lebih lanjut, pada cuitan yang ditulisnya pada Sabtu (27/8/2022), Faisal menyebut tidak hanya akan melaporkan Erick Tohir tetapi juga ketiga pengacara.
"Hei Erick Tohir & tiga ekor pengacara anda, saya tdk gentar hdapi fitnah yg kalian buat pd saya. Hari Senin saya akan lapor balik anda dan tiga ekor pengacara anda!" katanya.
Sebelumnya, kuasa hukum Erick Thohir, Ifdhal Mahmudin mengungkapkan telah melaporkan Faisal Assegaf ke Bareskrim Polri.
"Kuasa yang diberikan kepada kami adalah menyampaikan laporan delik aduan kepada saudara Faisal Assegaf," ungkapnya dikutip dari Tribunnews.
Laporan tersebut, katanya, berdasarkan akun Instagram milik Faisal yang diduga menggungah video fitnah tentang Erick Thohir.
Baca juga: Putra Sulung Erick Tohir Hadir di Perkenalan Manajemen Persis Solo
Menurutnya, video tersebut memperlihatkan Kamaruddin Simanjutak dan aktivis perempuan sekaligus Ketua Civil Society Indonesia, Irma Hutabarat.