News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Data Negara Bocor

Cegah Data Pemilu Diretas, DPR Segera Panggil BSSN, Menkominfo, KPU, dan Tim Siber Polri

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Komisi II DPR RI Ahmad Doli Kurnia mengatakan pihaknya dalam waktu dekat akan mengundang BSSN, Menkominfo, KPU, dan tim siber Polri untuk menanggulangi dugaan kebocoran data Pemilu.

Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komisi II DPR RI Ahmad Doli Kurnia mengatakan pihaknya dalam waktu dekat akan mengundang Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Menkominfo, KPU, dan tim siber Polri untuk menanggulangi dugaan kebocoran data Pemilu.

Langkah ini dilakukan menyusul aksi hacker seperti Bjorka yang belakangan meretas beberapa data lembaga dan perusahaan negara.

"Mungkin dalam waktu dekat, kami akan cari waktu mengundang pihak terkait, misalnya BSSN, Menkominfo, mungkin nanti kami koordinasi dengan Komisi I. Kemudian tim siber KPU, Polri sehingga kejadian-kejadian seperti ini tidak terulang dan tidak mengganggu kami dalam proses pemilu ini," kata Doli kepada wartawan, Senin (12/9/2022).

Adapun hal yang akan dibicarakan dalam agenda pertemuan tersebut, salah satunya soal pengamanan data kependudukan yang saat ini ada di KPU.

Baca juga: Marak Data Bocor, Pemerintah Lakukan Emergency Response

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini tak memungkiri kejadian dugaan kebocoran data yang terjadi belakangan jadi perhatian Komisi II.

Sebab, ia khawatir perkara ini dapat menghambat proses modernisasi kepemiluan di Indonesia.

"Tentu ini memprihatinkan kita semua. Inilah salah satu kejadian yang sebetulnya menghambat kita untuk mengalami proses modernisasi di dalam setiap tugas kenegaraan kita termasuk pemilu," ujarnya.

Pemerintah Lakukan Emergency Response

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama jajaran kabinetnya membahas masalah kebocoran data pemerintah yang salah satunya dilakukan peretas Bjorka, dalam rapat intern di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (12/9/2022).

Berdasarkan hasil penelaahan sementara, data yang beredar hanyalah data-data umum.

“Sebagian data-data yang lama, hanya tim lintas kementerian lembaga, BSSN, Kominfo, Polri, dan BIN juga berkoordinasi untuk menelaah secara dalam,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Plate usai rapat.

Baca juga: Tanggapan Mahfud MD soal Data Negara yang Bocor: Belum Ada yang Membahayakan

Dalam mengantisipasi kebocoran data yang terjadi, menurutnya perlu ada emergency respon atau tanggap darurat.

Karenanya pemerintah akan melakukan langkah tanggap darurat untuk menghadapi kondisi seperti sekarang ini.

Hacker dengan inisial Bjorka menjual data pendaftaran SIM card telepon seluler Indonesia. Jumlah data pendaftar SIM Card yang bocor dan dijual di sebuah forum di internet mencapai 1,8 miliar data. (dok.)

“Jadi akan ada emergency response team dari BSSN, kominfo polri dan BIN untuk melakukan asesmen-asesmen berikutnya,” katanya.

Hanya saja Johnny tidak menjelaskan lebih jauh mengenai apa saja emergency response yang dilakukan pemerintah.

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD mengakui adanya kebocoran data negara yang terjadi belakangan ini.

Mahfud menyebut dirinya sudah mendapat laporan terkait dengan adanya peretasan data negara tersebut dari Badan Siber Sandi Negara (BSSN).

Baca juga: Data Menkominfo Johnny G Plate Diduga Bocor, Komisi I: Kami Prihatin Tapi Tak Terlalu Terkejut

"Soal anu ya, bocornya data negara lah. Itu nanti masih akan, kita, saya pastikan bahwa itu memang terjadi. Saya sudah dapat laporannya dari BSSN, kemudian dari analisis deputi VII saya, terjadi di sini, di sini, di sini," kata Mahfud di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (12/9/2022).

Meski begitu, Mahfud menyebut data negara yang bocor itu sejauh ini tidak ada dokumen yang bersifat rahasia dan sudah diketahui khalayak umum.

"Jadi belum ada yang membahayakan dari isu-isu yang muncul kan, itu yang sudah ada di koran tiap hari. Wah ini yang jadi presiden, ini nih begini, begini. Kan cuma itu aja, ndak ada rahasia negara kalau yang saya baca, dari yang beredar itu," ucapnya.

"Sehingga itu bisa saja kebetulan sama dan kebetulan bukan rahasia juga barangkali cuma dokumen biasa, dan terbuka gitu, tetapi itu memang terjadi," sambungnya.

Lebih lanjut, Mahfud mengungkapkan belum ada situasi yang berbahaya terkait adanya kebocoran data itu. Saat ini, pemerintah masih melakukan pendalaman terkait itu.

"Oleh sebab itu nanti masih akan didalami. Pemerintah masih akan rapat tentang ini. Jadi belum ada yang membahayakan dari isu-isu yang muncul kan, itu yang sudah ada di koran tiap hari. Wah ini yang jadi presiden, ini nih begini, begini," ungkapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini