Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para difabel tuli yang berkeinginan ingin menjadi sineas berkesempatan mendapatkan beasiswa.
Sebagaimana diketahui, menggeliatnya industri perfilman nasional dalam beberapa bulan terakhir ini pascapandemi Covid-19 dinilai telah menunjukkan kembali kemajuan yang positif.
Baca juga: Lewat Tintin Chips, Rina Trisnawati Berdayakan Para Ibu dengan Anak Difabel untuk Bekerja
Ini dibuktikan dengan sederetan film Indonesia yang berhasil menarik penonton dalam jumlah banyak.
Namun sayangnya, hal tersebut kurang diimbangi dengan penyerapan tenaga kerja dari masyarakat difabilitas, salah satu penyebabnya adalah karena jarang ada masyarakat difabilitas yang menduduki posisi strategis dalam industri film.
Ria Meristika Warganda selaku Direktur PT Insight Investments Management (Insight) menyampaikan bahwa pemberian beasiswa film kepada teman difabilitas tuli merupakan salah satu wujud komitmen Insight yang berkelanjutan berkontribusi dalam kegiatan sosial.
“Insight berkomitmen untuk memberikan kesempatan yang sama kepada para difabilitas tuli untuk mendapatkan kehidupan dan masa depan yang lebih baik, selain itu diharapkan bantuan ini juga dapat mendukung perfilman Indonesia agar bisa lebih inklusif,” kata Ria dalam keterangan tertulis, Rabu (14/9/2022).
Insight selaku manajer investasi bersama Mitra CSR Yayasan Insipirasi Indonesia Membangun (YIIM) membantu Program Filmmaker Professional Support (FPS 2022) - Fundraising for The Deaf yang dipelopori oleh Yayasan Mondiblanc Film Workshop dalam bentuk penyaluran beasiswa film workshop kepada difabilitas tuli.
Baca juga: Dorong Perekonomian Lokal, Kelompok Usaha Difabel Dapat Pendanaan UMK dari Pertamina
Ria mengatakan, program bantuan ini juga merupakan wujud konsistensi pihaknya dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) nomor 1 mencegah kelaparan, nomor 8 pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, nomor 17 kemitraan untuk mencapai tujuan.
Atas menggeliatnya perfilman Indonesia belakangan, Program FPS 2022 - Fundraising for The Deaf yang dipelopori oleh Yayasan Mondiblanc Film Workshop bekerja sama dengan beberapa perusahaan, termasuk Insight untuk memberikan kesempatan para teman difabilitas tuli untuk berpartisipasi dalam program yang dimulai sejak bulan Mei 2022 lalu.
Program ini diikuti oleh 21 peserta yang mengikuti workshop inklusif, mereka diajarkan mulai dari kelas produksi film, kelas penulisan naskah, dan kelas penyutradaraan.
Salah satu peserta program ini yakni Andi Nadaa Nafisaa, seorang perempuan difabilitas tuli dan pengguna bahasa Isyarat Indonesia, baru saja membuat dua project profesional yakni video musik dan satu film pendek soal kekerasan seksual dan difabilitas bulan September 2022.
Baca juga: 10 Peran Unik Vino G Bastian: Jadi Ayah Difabel, Anak Punk, Wiro Sableng hingga Karakter Perempuan
Sejak Mei 2022, ia bergabung di Mondiblanc dan mengikuti tiga kelas, yakni production, directing, dan scriptwriting.
Nafisa berharap dengan belajar di Mondiblanc, ia bisa menciptakan film tanpa hambatan dan menjadi inklusif untuk ke depannya.
Dalam kesempatan yang sama, Ria tak lupa berterima kasih kepada para investor yang telah berinvestasi melalui produk Reksa Dana Pasar Uang yaitu Reksa Dana Insight Money (I-Money) karena para investor secara tidak langsung telah memberikan kontribusi untuk beragam kegiatan CSR.
Sebagai catatan, Insight menyisihkan sebagian dari pendapatannya dari berbagai produk investasi untuk dialokasikan dalam beragam kegiatan CSR.