Karena kecerdasan di bidang intelijen, Letjen S Parman telah mengetahui lebih dulu rencana pemberontakan pada 1965.
Namun, Letjen S Parman gugur pada saat G30S.
5. Mayjen Sutoyo Siswomiharjo
Sama seperti Pahlawan Revolusi sebelumnya, Mayjen Sutoyo Siswomiharjo juga tergabung dalam Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Ia pernah menjadi anggota Korps Polisi Militer.
Mayjen Sutoyo Siswomiharjo diangkat menjadi ajudan Kolonel Gatot Subroto.
Kemudian ia menjadi Kepala Bagian Organisasi Resimen II Polisi Tentara di Purworejo.
6. Kapten Pierre Tendean
Pria kelahiran Jakarta, 21 Februari 1939 merupakan lulusan Akademi Militer Jurusan Teknik tahun 1962.
Kapten Pierre Tendean menjabat sebagai Komandan Peleton Batalyon Zeni Tempur 2 Komando Daerah Militer II/ Bukit Barisan di Medan.
Pada April 1965, Kapten Pierre Tendean diangkat sebagai ajudan Menteri Koordinator Pertahanan Keamanan/Kepala Staf Angkatan Bersenjata, Jenderal AH Nasution
Kapten Pierre Tendean diculik oleh G30S karena mengaku sebagai Jenderal AH Nasution.
Hal tersebut dilakukan agar sang jenderal selamat dan berhasil melarikan diri.
7. Letjen Mas Tirtodarmo Haryono