Motif: Mencari Pemain dan Official Arema FC
Nico mengungkapkan motif para suporter Arema FC turun ke lapangan dengan maksud berusaha mencari pemain official Arema FC.
“Mereka bermaksud menanyakan ke pemain dan official kenapa sampai kalah (melawan Persebaya),” jelasnya.
Merangseknya suporter Arema FC ke dalam lapangan membuat petugas keamanan melakukan upaya-upaya pencegahan.
Salah satunya dengan menembakkan gas air mata.
“Upaya-upaya pencegahan dilakukan hingga akhirnya dilakukan pelepasan gas air mata.”
“Karena sudah tragis dan sudah mulai menyerang petugas dan merusak mobil,” kata Nico.
Baca juga: Arema FC Sudah Dipastikan Bakal Kena Sanksi Dari PSSI Usai Rusuh Di Kanjuruhan
Menurut Nico, ada sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan dari total 40 ribu orang yang hadir menonton.
“Hanya sebagian 3.000-an yang turun ke lapangan sedangkan yang lain tetap di tribun stadion,” ujarnya.
Sementara terkait tindakan penembakan gas air mata, Nico mengungkapkan dalam rangka merespon terhadap kelakuan suporter.
“Semua ini ada sebab akibatnya, kami akan menindaklanjuti dan sekali lagi kami mengucapkan belasungkawa kita akan melakukan langkah-langkah agar tidak terjadi tragedi lagi,” kata Nico.
Biaya Perawatan Korban Luka Ditanggung Pemerintah Kabupaten Malang
Bupati Malang, Sanusi mengungkapkan seluruh biaya perawatan korban luka sebanyak 180 orang akan ditanggung pemerintah Kabupaten Malang.
“Saya perintahkan seluruh masyarakat untuk dirawat. Semuanya rawat, biayanya semuanya yang nanggung (pemerintah) Kabupaten Malang,” katanya dalam Breaking News Kompas TV, Minggu (2/9/2022).
Baca juga: Buntut Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Arema FC Berpotensi Dilarang Jadi Tuan Rumah di Sisa Laga 1
Sanusi pun menjelaskan ada 50 mobil ambulans dikerahkan untuk melakukan evakuasi.
“Dan kini dapat dilakukan yang terbaik dengan segala keterbatasan fasilitas,” ujarnya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Surya Malang/Mohammad Erwin)(YouTube Kompas TV)
Artikel lain terkait Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan