TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Eks Kader Partai NasDem Niluh Djelantik mengatakan sangat mengagumi sosok Anies Baswedan sebelum dirinya maju menjadi Gubernur DKI.
Niluh mengenal Anies sejak masih menjabat Rektor Universitas Paramadina.
"Kita tahu saat itu Pak Anies juga menjadi rektor termuda di Indonesia hingga akhirnya beliau menjadi jubir kampanye Jokowi di 2014," ucap Niluh dalam webinar Tribun Series: Mengapa Mundur Setelah Anies Diusung Bakal Capres?, Jumat (7/10/2022).
Bahkan, lanjut Niluh, kekaguman terhadap Anies Baswedan juga masih berlanjut sampai dilantik menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan menjabat lebih kurang dua tahun.
Menurutnya, Anies barulah mencoba berbagai cara untuk meraih simpatisan suaranya di Pilkada DKI 2017.
"Seharusnya Pilkada 2017 itu bisa lebih bersih tetapi saya tidak melihat itu dalam diri Anies Baswedan," tuturnya.
Niluh berharap Anies bertanggung jawab atas apa yang terjadi di Pilkada DKI 2017 sehingga membuat terjadinya polarisasi.
"Saya meyakini di memiliki jiwa besar dan kemampuan merangkul bukan hanya sekadar ke pura ini, ke wihara ini, atau ke gereja ini tetapi dia bisa mengatakan secara global dan nasional bahwa saya minta maaf atas apa yang terjadi di Pilkada DKI 2017," tukasnya.
Baca juga: Alasan Niluh Djelantik Mundur dari NasDem Usai Deklarasi Anies Capres, Dukung Ahok Saat Pilkada DKI
Niluh menyampaikan pernyataan maaf dari Anies Baswedan tersebut akan memberi dampak positif bagi demokrasi Indonesia, utamanya bagi kelompok minoritas.
"Kami ini yang minoritas yang ikut berjuang pasti akan lebih adem dengan maaf yang disampaikan Anies," papar dia.