Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menjalani kehidupan beragama di Indonesia memerlukan toleransi yang tinggi, hal inilah yang mendorong banyak pihak untuk terus menggaungkan sikap saling menghargai keyakinan yang berbeda.
Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) selalu mengingatkan pentingnya moderasi beragama untuk menghindari gesekan yang kerap muncul akibat ulah oknum yang tidak bertanggung jawab.
Baca juga: Kemenag Bentuk Tim Investigasi Selidiki Insiden Tembok Roboh MTsN 19 Jakarta
Diketahui, saat ini banyak oknum yang sengaja menyebarkan ujaran kebencian untuk memecah belah generasi penerus bangsa.
Padahal negara ini menjunjung tinggi perbedaan melalui semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Demi mensukseskan program moderasi beragama, Kemenag kembali menggelar seminar bertajuk 'Peningkatan Kompetensi Moderasi Beragama bagi Guru Madrasah' yang digelar di Solo, Jumat (7/10/2022).
Dalam seminar tersebut, Staf Ahli Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Kemenag, Abu Rokhmad menekankan pentingnya peran guru madrasah dalam mensukseskan hal ini.
Ia mengatakan bahwa guru madrasah diwajibkan untuk mendukung strategi implementasi moderasi beragama yang selama ini telah digagas oleh Kemenag.
"Ini harus menjadi pemahaman bersama, guru madrasah harus terlibat dalam implementasi program moderasi beragama yang digagas oleh pusat," kata Abu, dalam seminar tersebut.
Menurutnya, peran guru madrasah menjadi sangat penting dalam proses penajaman moderasi beragama kepada para siswa lembaga pendidikan Islam tersebut.
Baca juga: Cegah ASN Punya Paham Ekstrem, Kemenag Tekankan Pentingnya Moderasi Beragama
Tentunya proses penajaman ini dapat berhasil jika menerapkan fungsi informatif, komunikatif, edukatif serta motivatif dalam menjalani tugas kesehariannya.
"Ini kan guru madrasah setiap hari bersinggungan langsung dengan para peserta didik, nah jadi mereka perlu mempertegas kembali implementasi nilai-nilai moderasi beragama, terutama dalam kehidupan sehari-hari," jelas Abu.
Program moderasi beragama, kata dia, akan dimasukkan menjadi program turunan lainnya di daerah, satu di antaranya melalui penyisipan pada kurikulum yang telah ada.
"Kantor wilayah di seluruh Indonesia harus merumuskan strategi implementasi moderasi beragama, tentunya kami harap para guru dapat menopang jalannya strategi ini," tegas Abu.
Upaya ini dilakukan agar para siswa madrasah sebagai peserta didik dapat terbiasa dan mengimplementasikan semangat moderasi beragama ini dalam kehidupan sehari-hari mereka.
"Penyisipan akan menekankan pada aspek bagaimana substansi mata pelajaran dikaitkan dengan spirit moderasi beragama, hingga dapat diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari," kata Abu.