Setelah lulus, ia lalu mengajar di Jurusan Seni Media Rekam Institut Seni Indonesia tahun 1994-2004.
Ia juga pernah tercatat sebagai pengajar tamu di Program D-3 Komunikasi UGM.
Roy Suryo juga mengajar fotografi untuk beberapa semester meski tidak berstatus sebagai dosen tetap UGM.
Ia kemudian melanjutkan program Magister di UGM.
Baca juga: Sebelum Sidang, Pihak Roy Suryo Akan Protes ke PN Jakbar soal Berkas Perkara
Karena sering menjadi narasumber di berbagai media massa Indonesia untuk bidang teknologi informasi, fotografi, dan multimedia, Roy pun diminta untuk menjadi pembawa acara e-Lifestyle di Metro TV selama lima tahun.
Oleh media massa Indonesia pun, ia mendapat julukan sebagai pakar informatika, multimedia, dan telematika.
Setelah lulus dari jurusan Ilmu Komunikasi UGM, Roy Suryo lebih banyak menjadi pengajar di beberapa perguruan tinggi seperti ISI dan almamater-nya UGM.
Kendati demikian ia juga masih sering menjadi narasumber seminar dan media massa, hingga menjadi ahli telematika, multimedia, dan IT.
Roy Suryo lalu maju sebagai Caleg (Calon Legislatif) DPR-RI dari Partai Demokrat daerah pemilihan Yogyakarta dengan nomor urut pertama pada tahun 2009.
Roy Suryo bahkan tercatat sebagai caleg peraih suara terbanyak dibanding 10 orang menteri-menteri yang maju sebagai caleg 2014.
Pada akhir tahun 2012, Roy Suryo ditunjuk oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga.
Ia menggantikan posisi Andi Mallarangeng yang menjadi tersangka dalam kasus korupsi Hambalang.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat, Hinca Panjaitan mengatakan pada 2019 lalu, Roy Suryo dinonaktifkan dari posisi wakil ketua umum Partai Demokrat.
Penonaktifan Roy Suryo dilakukan jauh hari sebelum ia mengajukan untuk nonaktifkan diri kepada pimpinan Partai Demokrat.