Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyoroti konflik Ukraina dan Rusia yang tak kunjung usai hingga kini.
SBY menyebut, situasi dan kondisi konflik kedua negara tersebut makin memburuk dan berpotensi menjadi perang yang lebih besar.
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu pun menyinggung sikap beberapa negara yang memilih tidak memihak dalam konflik antara Rusia dan Ukraina.
Namun menurutnya keputusan tersebut mungkin tidak salah.
Baca juga: Cegah Memburuknya Situasi Global, SBY Harap Jokowi Bisa Pertemukan Biden-Putin di G20
Hal itu disampaikannya saat menjadi keynote speaker dalam acara Roundtable Discussion bertajuk "Geopolitik dan Keamanan Internasional, Ekonomi Global dan Perubahan Iklim", yang digelar The Yudhoyono Institute, di Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta, Kamis (13/10/2022).
"Mungkin soal perang di Ukraina ada yang milih, 'Oh saya tak ikut-ikutan, saya ingin netral, saya tidak akan take side apakah pro-Rusia atau pro-Ukraina dan kemudian Barat', pilihan begitu mungkin tidak salah," kata SBY.
Dikatakan SBY, semua pihak seharusnya tidak netral dalam konflik Rusia dan Ukraina.
Baca juga: AHY Sebut Rakyat Hidup Lebih Baik di Era SBY, Politikus PDIP: Kenapa Berpikir Halu?
Sebab menurutnya semua pemimpin negara di dunia harus mencegah konflik tersebut memburuk menjadi perang dunia ketiga.
"Tetapi tidak boleh abstain, tidak boleh netral, kita semua para pemimpin dunia harus mencegah memburuknya situasi sampai pada ujung terjadi Perang Dunia yang baru disertai penggunaan senjata nuklir, itu yang paling penting, make the impossible possible, dan dengan memohon pertolongan Tuhan, dengan niat baik dan ikhtiar yang serius insyaAllah akan ada jalan," kata SBY.