TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Labor Institute Indonesia menggelar diskusi bertema 'Solusi Kebangsaan Gerakan Buruh Indonesia' di Jakarta.
Dalam kesempatan tersebut hadir sejumlah pimpinan serikat buru atau serikat pekerja, di antaranya perwakilan dari KSBSI, KASBI, KPSI, SBSI 92, KBMI, KSPSI, KPBI, GSBI, SPN, FSB Garteks, PPMI, Aspek Indonesia, SPN, SPSI, FNPBI, SBMSK, dan FSPM.
Program Officer Labor Institute Indonesia Ulfa Ilyas mengatakan serikat buruh ataupun serikat pekerja sebagai satu wadah dan kendaraan para buruh untuk mencapai kesejahteraan, harus memperluas perspektif dan gerakan perjuangannya pada tataran politik yang didasari pada nilai-nilai kebangsaan.
Sebab, kesejahteraan buruh tidak akan tercapai hanya dengan menaikkan upah saja.
Namun juga harus diiringi dengan penguatan industri nasional, kemandirian ekonomi hingga penguatan sumber daya manusia (SDM) buruh itu sendiri.
"Kami berharap gerakan buruh tidak berhenti pada gerakan di jalanan saja. Namun dilengkapi dengan gerakan pemikiran yang menelurkan konsep-konsep yang lebih matang,” kata Ulfa dalam keterangannya, Senin (17/10/2022).
Baca juga: Buruh Minta Kenaikan UMP Tahun Depan Sebesar 13 Persen, Ini Jawaban Pengusaha
Menurut Ulfa, perspektif kebangsaan harus diusung gerakan buruh.
Sehingga, tidak terjebak pada masalah-masalah normatif yang selama puluhan tahun tidak mendapatkan solusi yang tepat.
“Gerakan buruh harus menjadikan isu nasional sebagai salah satu pilar perjuangan,” ujarnya.
Ulfa menambahkan, kegiatan ini bertujuan untuk mengumpulkan ide-ide kebangsaan para pimpinan serikat buruh atas berbagai persoalan bangsa, terutama masalah keternagakerjaan dan kesejahteraan buruh.
"Materi-materi tersebut nantinya akan diberikan kepada para kandidat, baik dari kalangan buruh maupun kalangan umum yang akan maju dalam kontestasi Pemilu dan Pilpres 2024, sebagai bahan untuk membuat kebijakan di masa yang akan mendatang," katanya.
Baca juga: Sekjen Partai Buruh: Kalau Said Iqbal jadi Presiden RI Buruh Bakal Sejahtera, Kampanye Dini?
Aspirasi Pimpinan Serikat Buru atau Pekerja
Sekjen Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI), Dedi Hardianto sepakat kaum buruh harus terus konsisten berjuang tidak hanya di jalanan tapi juga di dalam sistem atau melalui parlemen.
"Karena bertahun-tahun turun ke jalan hasilnya hanya parsial alias kecil" kata Dedi.
Hal senada juga disampaikan Ketua Umum Front Nasional Perjuangan Buruh Indonesia (FNPBI) Lukman Hakim.
Menurutnya, gerakan buruh harus mengambil peran yang lebih luas dan dalam pada tataran pembuatan kebijakan.
Sementara Ketua Umum Konfederasi Serikat Pekerja Pertanian dan Perkebunan (KSPSI), Jumhur Hidayat menyatakan ekonomi yang harus dibangun di Indonesia adalah ekonomi kerakyatan atau ekonomi Pancasila.
Senada, Ketua Umum Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) 1992, Sunarti menekankan pentingnya persatuan yang harus terus digalang. (*)