Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rahmat W. Nugraha
TRIBUNNEWS.COM JAKARTA - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menyatakan bahwa banyaknya korban meninggal di Tragedi Kanjuruhan disebabkan gas air mata.
Hal itu menurut Mahfud MD berdasarkan hasil rekomendasi yang dibuat Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan.
"Kesimpulan TGIPF pertama PSSI wajib bertanggung jawab. Kesimpulan kedua kematian massal sebanyak 133 orang itu disebabkan gas air mata," kata Mahfud MD dalam diskusi daring, Kamis (20/10/2022).
Dikatakan gas air mata memang tidak menyebabkan kematian langsung.
Tetapi menurut Mahfud MD gas air membuat penonton panik dan berlari ke tempat yang sama hingga menyebabkan kematian.
"Mungkin gas air mata tidak menyebabkan kematian langsung. Tetapi penembakan di tempat-tempat tertentu menyebabkan orang panik, sesak nafas, lalu lari di tempat yang sama sehingga menyebabkan banyak korban jiwa," sambungnya.
Mahfud MD menegaskan tidak peduli seberapa besar kandungan kimia pada gas air mata.
Tetapi penembakan gas air mata yang membuat orang panik yang dipersoalkan.
"Karena itu saya tidak peduli seberapa besar kandungan kimia pada gas air mata. Itu tidak penting karena bukan kimianya yang kita teliti. Tetapi penembakannya yang membuat orang panik kemudian masuk pintu yang sama berdesakan-desakan dan meninggal, kalau ini sudah pasti," tutupnya.
Baca juga: Temuan TGIPF Kanjuruhan: 11 Jenis Amunisi Gas Air Mata Ditemukan, Ada yang Kedaluwarsa