TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melaporkan sebanyak 241 anak-anak mengalami gagal ginjal atau misterius akut per Jumat (21/10/2022) kemarin.
Dari angka tersebut, dilaporkan 133 anak meninggal dunia karena gagal ginjal akut ini.
Para korban diketahui tersebar di 22 Provinsi.
Sementara diketahui penyebab sementara gagal ginjal akut yang diderita anak-anak ini karena senyawa kimia etilen glikol, dietilen glikol, dan etilen glikol butyl ether/EGBE yang terkandung dalam obat sirup.
Terlepas dari kasus gagal ginjal akut yang sedang terjadi, ada sejumlah orangtua kehilangan anaknya untuk selamanya.
Berikut cerita-cerita mereka yang dirangkum dari Tribunnews.com, Sabtu (22/10/2022):
Cerita pertama datang dari bayi berusia 7 bulan berinisial ET asal Kapanewon Sedayu, Bantul, DI Yogyakarta.
Bayi perempuan itu meninggal dunia pada 25 September 2022 lalu.
Ayah ET bernama Yusuf Maulana (44) menceritakan kronologi meninggalnya ET.
Semua bermula saat ET mulai demam pada 17 September 2022.
Yusuf mengira putri kecilnya itu demam biasa.
Hal ini tidak lepas karena kondisi ET sebelumnya sehat-sehat saja.
Kondisi ET semakin parah keesokan harinya.
Demam semakin meningkat ditambah dengan kejang-kejang.
"Anak kami hanya mencret hari Senin (19/09/2022) jam 3 sore kali pertama dikasih susu formula," kata Yusuf, dikutip dari Kompas.com.
Yusuf kemudian membawa ET ke klinik dan selanjutnya dirujuk ke PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman.
Namun karena kondisi tidak kunjung membaik, ET kembali di rujuk ke RSUP Dr Sardjito pada 20 September 2022.
Baca juga: Kemenkes: Gejala Awal Khas Gangguan Ginjal Ditandai Berkurangnya Frekuensi Buang Air Kecil
Yusuf lalu diberi tahu dokter jika fungsi organ putrinya menurun.
"Anak saya paru dulu, tapi sisanya kena semua, liver, saraf, dan pastinya ginjal. Dokter lumayan kooperatif saat menangani anak saya."
"Dokternya ada dokter saraf, dokter organ dalam, dokter anak," urai Yusuf.
Singkat cerita, ET dinyatakan meninggal pada 25 September 2022 karena kondisinya drop hanya dalam hitungan jam.
Tim dokter mendiagnosa ET menderita penyakitnya acute kidney injury (AKI) atau gagal ginjal akut.
Diagnosa ini membuat Yusuf keheranan karena selama ini sang anak tidak mengkonsumsi obat sirup.
"Ibunya saja yang kalau dikaitkan parasetamolnya berupa tablet. Itu pun juga sebelum tanggal 16 September. Obat-obatan tidak pernah."
"Riwayat keluarga besar kami alhamdulillah bagus tidak ada penyakit ginjal dan sebagainya. Dan dokter menyatakan secara fair ini misterius," kata Yusuf.
Baca juga: Gagal Ginjal Akut, Menko PMK Instruksikan Posyandu Data Obat yang Dikonsumsi Anak
Balita di Depok
Cerita orangtua kehilangan anaknya karena gagal ginjal akut juga datang dari Kota Depok, Jawa Barat.
Anak balita berinisial AAN (3) itu meninggal dunia pada Minggu (16/10/2022) lalu.
Ibunda AAN, Soliha menceritakan, putri kecilnya meninggal di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Beberapa hari sebelumnya, AAN berjuang melawan penyakit gagal ginjal akut.
Soliha mengaku selama ini ANN tidak memiliki riwayat penyakit.
"Kaget anak saya segitu cerianya, gak ada riwayat sakit, segitu pintarnya, tiba-tiba ko penyakitnya seperti ini (gaga ginjal akut, red)," katanya, dikutip dari TribunJakarta.com.
Soliha menambahkan ceritanya, ANN sempat meminta jajan sebelum meninggal dunia.
Ia meminta Kinderjoy dan sang ibu menuruti permintaan terakhir ANN.
"Permintaan terakhir almarhum cuma minta jajanan banyak gitu saja, dia suka jajanan," ucap Soliha mengenang sang putri tercinta.
Baca juga: Ada 241 Kasus Gangguan Ginjal Akut pada Anak, Jokowi: Pengawasan Industri Obat Harus Diperketat Lagi
Anak 7 tahun di Bandung Barat
Cerita sedih orangtua yang kehilangan anak karena gagal ginjal akut juga datang dari Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat.
Anak berusia 7 tahun, warga Kecamatan Padalarang meninggal setelah terkonfirmasi menderita penyakit ini.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Bandung Barat, Nurul Rasyihan membenarkan kabar tersebut.
Ia mengatakan, bocah tersebut awalnya mengeluh sakit telinga disertai batuk dan pilek.
Orangtuanya kemudian memberikan obat sirup.
Namun kondisi korban tidak membaik justru semakin parah.
"Ada beberapa obat sirup yang umum diberikan sesuai gejalanya," tutur Nurul, dikutip dari Kompas.com.
Bocah tersebut dilaporkan meninggal dunia pada 12 Oktober 2022.
"(Penyebab meninggalnya) sudah kita konfirmasi (karena gagal ginjal akut)," tegas Nurul.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(TribunJakarta.com/Dwi Putra Kesuma)(Kompas.com/Markus Yuwono/Bagus Puji Panuntun)