"Dia melarang , sampai saya sempat ngotot. Izin Komandan saya kan adik dia (Brigadir J) masa saya enggak boleh,"
Setelah jenazah Brigadir J rapi dan dimasukkan ke dalam peti, barulah Reza diperkenankan melihat jenazah sang kakak.
Saat melihat dan berdoa, Reza mengaku juga mendengar ada anggota Polri yang mendesak untuk cepat menutup peti jenazah.
"Saat saya berdoa pun saya masih mendengar ada yang ngomong 'aduh sudah belum sih?'. Saya mendengar jelas itu Yang Mulia," bebernya sambil menangis.
Kepala Biro Provos Ceritakan Kronologi Kematian Yosua
Reza mengungkap dirinya saat diperintahkan ajudan Ferdy Sambo ke Biro Provos Mabes Polri.
Saat bertemu Kepala Biro Provos Brigjen Benny Ali, dirinya diceritakan bahwa sang kakak telah meninggal dunia.
"Kamu adiknya Yosua? Dia telah meningal dunia. Lalu dia (Benny Ali) ceritakan kronologinya," kata Reza, sebagaiamana dilansir Tribunnews.
Menurut Reza, Benny mengungkap Yosua telah melakukan pelecehan seksual kepada istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.
"Pulang ke Magelang- Jakarta. Ibu PC istirahat di kamar lalu, abangmu melakukan pelecahan seksual," ungkap Reza.
Seketika Putri Chandrawati panik berteriak, Brigadir Yosua lalu mengeluarkan senjata dan menembak.
Kemudian Bharada Richard Eliezer atau Bharada E bereaksi turut menembakkan senjata yang mengenai dada kiri Yosua.
"Abang kamu sempoyongan, jadi menembak nggak karuan," imbuhnya.
Reza mengungkap, saat itu yang ada di pikirannya seperti semrawut dan hanya terdiam.
"Diam saja dan hanya menjawab siap jenderal," katanya kepada hakim ketua.
(Tribunnews.com/Milani Resti/Rina Ayu P)