Laporan Wartawan Tribun Papua, Calvin Louis Erari
TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA - Masyarakat adat Kalimantan Utara merasa kecewa terhadap Presiden Joko Widodo dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Puan Maharani yang tidak hadir dalam pembukaan Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) IV di Kabupaten Jayapura, Papua, Senin (24/10/2022).
Ketua Badan Pelaksanaan Harian (BPH) Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Kalimantan Utara, Yohanes mengatakan, ketidakhadiran Presiden Jokowi membuat kami sangat kecewa.
"Kekecewaan itu bukan hanya kali ini tetapi waktu tahun 2017 kongres di Medan juga tidak ada," kata Yohanes kepada Tribun-Papua.com, di Sentani, Selasa (25/10/2022).
Yohanes menyayangkan sikap Jokowi yang abai terhadap masyarakat adat, menyusul janjinya yang belum ditunaikan sejak kampanye Pilpres 2014.
Baca juga: Kehidupan 5 Suku Wilayah Adat Tabi Ditampilkan 250 Pelajar Lewat Tari Kolosal Pembukaan KMAN Ke-VI
Bahkan, Jokowi pernah berjanji dalam bentuk Nawacita, menyangkut keadilan bagi masyarakat adat serta UU Masyarakat Adat.
"Saat itu Presiden Jokowi masa periode pertama, dan kontrak itu dilakukan di tugu proklamasi, Jakarta, tetapi itu tidak dijalankan sampai hari ini," ujarnya.
Untuk itu, Yohanes sangat kecewa atas sikap Presiden Jokowi yang memandang sebelah mata masyarakat adat nusantara.
"Secara pribadi dan organisasi saya sangat kecewa, semestinya Presiden Jokowi harus hadir, agar kita juga bisa mendengar langsung apa sebenarnya kendala terkait RUU yang belum disahkan hingga saat ini," katanya.
Menurut Yohanes, RUU Masyarakat Adat sangat diperlukan untuk menjaga ketahanan serta kedaulatan masyarakat adat di Indonesia.
RUU ini akan menjadi undang-undang yang mengakomodir kepentingan masyarakat adat dalam melindungi hak-hak mereka di seluruh Indonesia."
"Tetapi kalau seorang Presiden saja tidak peduli maka otomatis DPR RI juga demikian padahal masyarakat adat lebih dulu ada dari negara ini," pungkasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul Jokowi Tak Hadiri KMAN VI di Papua, Masyarakat Adat Kalimantan Utara Geram