Sekretaris Jenderal, Prof. Thomas Schirrmacher dari Jerman, akan menghadiri R20 secara langsung. Aliansi Evangelis telah bekerja sama dengan NU sejak 2019.
Mantan Utusan Khusus Uni Eropa untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan di luar Uni Eropa, Jan Figel, juga merupakan peserta yang telah mengonfirmasi kehadirannya.
"Jan Figel memainkan peran kunci pembebasan Asia Bibi, seorang wanita Kristen yang dibebaskan setelah hampir satu dekade pemenjaraan di Pakistan atas tuduhan penistaan agama. Sedangkan Uskup Agung Henry Ndukuba, mewakili Gereja Anglikan Nigeria yang memiliki sekitar 25 juta penganut, akan berpidato pada sesi pembukaan R20," paparnya.
Ia menambahkan, bahwa para ulama NU merupakan aktor-aktor yang paling kuat secara teologis dan efektif secara operasional dalam mempromosikan kebebasan beragama bagi semua orang di dunia Islam saat ini.
Mereka memanfaatkan kekuatan unik dari pemahaman serta praktik Islam Indonesia yang pluralistik dan toleran yang berasal dari Jawa abad ke-16.
"Saya menganggap bahwa kerja Islam Kemanusiaan dan gerakan berbagi nilai-nilai peradaban bersama sebagai salah satu perkembangan yang paling inovatif dan penting dalam politik dunia dan etika lintas peradaban di generasi kita ini. Tidak ada acara yang saya tahu lebih tepat waktu, mendesak, atau disusun dengan baik seperti ini," kata Robert Hefner sarjana terkemuka tentang Dunia Islam dari Universitas Boston dan presiden American Institute for Indonesian Studies.
India dan Brasil secara berturut-turut akan memegang presidensi G20 pada 2023 dan 2024. India memiliki penduduk Hindu terbesar di dunia (1,1 miliar) dan Brasil memiliki penduduk Kristen terbesar kedua (194 juta).
Dengan demikian, R20 mengambil kursi di “meja perundingan” G20 bagi 84 persen warga dunia yang mengatakan bahwa agama itu penting atau sangat penting bagi mereka (Pew Research 2016).