TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengatakan pemerintah telah menyiapkan langkah mewaspadai potensi dampak uji coba rudal balistik yang dilakukan Korea Utara belakangan terjadi.
Meski telah menyiapkan langkah-langkah, dia pun berharap agar ancaman uji coba tersebut tidak berdampak ke Indonesia.
“Kita berharap tentunya tidak terjadi. Kita sedang mengadakan langkah-langkah untuk waspada," kata Prabowo Subianto di acara Indo Defence 2022, JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (2/11/2022).
Indonesia, kata dia, telah menyiapkan beberapa rumah sakit tambahan sebagai langkah antisipasi apabila ada warga yang menjadi korban jika serangan tetap terjadi.
"Kita akan membangun 27 atau kita sebut totalnya 27 rumah sakit. Kita tambahkan dari kemarin pandemi," ucapnya.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut Indonesia kekurangan 12 ribu tempat tidur.
Jumlah tersebut, lanjut Prabowo, tidak lebih buruk dibandingkan negara-negara lain.
“Banyak bangsa lain (kondisinya) lebih jelek dari kita. Tapi, dengan kita bangun 27 rumah sakit, kira-kira kita akan penuhi setengahnya lah 5.000 tempat tidur," kata Prabowo.
Menhan menegaskan, Indonesia sendiri merupakan negara dengan politik luar negeri non-blok, yang berarti tidak berpihak terhadap siapa pun.
Baca juga: Korea Utara Tembakkan 10 Rudal ke Dekat Perairan Korea Selatan, Seoul Balas Luncurkan 3 Rudal
"Kita tidak berpihak, kita non blok, kita bersahabat dengan semua negara. Jadi, kita bersyukur bahwa kita bisa menjadi mediator, penyejuk. Kita ingin jadi juru damai di mana-mana," tutup dia.
Untuk informasi, Korea Utara meluncurkan satu rudal balistik ke laut lepas sebelah timur pada Rabu (2/11). Hal ini merupakan salah satu langkah yang dilakukan dalam rangka uji coba sejumlah rudal tahun ini dan menyebut serangkaian peluncuran yang dilakukan adalah tanggapan terhadap latihan militer yang dilakukan antara Korsel dengan AS.
Diketahui sebelumnya, Para diplomat senior Jepang, Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan pada Rabu, (26/10/2022) sepakat memperkuat pencegahan untuk mengekang ancaman militer Korea Utara di tengah kekhawatiran bahwa Pyongyang akan kembali melakukan uji coba nuklir.
Pertemuan trilateral itu digelar menyusul serangkaian peluncuran rudal balistik oleh Korut, termasuk peluncuran pada awal Oktober ketika rudal Korut melintas di atas kepulauan Jepang untuk pertama kalinya dalam lima tahun.
Kondisi itu memunculkan kekhawatiran bahwa Korut akan kembali melakukan uji coba nuklir pertama sejak September 2017.