News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

KTT G20 Bali

Jokowi: Amerika dan China Sahabat Indonesia

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku khawatir dengan ketegangan yang terjadi antara China dan Taiwan. Untuk itu ia berharap akan ada solusi dalam KTT G20 di Bali.

Meskipun demikian Jokowi berharap forum KTT G20 menghasilkan solusi yang kongkret.

“Kita harapkan semuanya berjalan dengan baik sehingga, G20 menghasilkan solusi yang konkret untuk anggota, solusi yang konkret juga untuk dunia,” kata Jokowi.

Terkait dengan konflik Rusia dan Ukraina, Jokowi mengatakan ruang dialog sangat diperlukan.

Meskipun ia tidak tahu apakah Presiden Rusia Vladimir Putin menginginkan dialog atau tidak.

Baca juga: KTT G20 Bali, Luhut Minta TNI-Polri Kompak Agar Mekanisme Pengamanan Berjalan Baik dan Solid

“Kalau tidak ada ruang dialog, tidak bertemu, sangat sulit untuk untuk mendapatkan sebuah solusi yang baik bagi kawasan, bagi dunia utamanya dalam kita mengatasi krisis pangan krisis energi, krisis financial, dan krisis dari biaya hidup,” katanya.

Sebelumnya Vladimir Putin dipastikan tidak akan hadir dalam KTT G20 di Bali, pada 15-16 November 2022.

Meskipun demikian Rusia tetap berperisipasi penuh pada KTT G20, dengan diwakili Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov.

“Jadi tidak lagi isu ketidakhadiran (Presiden Putin) menyebabkan Rusia tidak lagi berpartisipasi aktif sebagai anggota G20,” kata Jubir Kemenlu Teuku Faizasyah Sabtu (12/11/2022).

“Namun dengan kehadiran wakil dari yang ditunjuk, dengan demikian tetap bisa menjadi bagian dari proses pembahasan pada saat KTT,” lanjut dia.

Dikatakannya bahwa Presiden Putin sempat berbicara dengan Presiden Jokowi dan berjanji akan hadir pada perhelatan akbar yang bakal digelar di Nusa Dua, Bali, itu.

Meski tidak ada Putin, kehadiran Menlu Rusia itu pun dinilai sudah cukup sebagai perwakilan tertinggi dari Rusia dengan level yang sama.

“Seseorang yang datang pada kapasitas mewakili negaranya memiliki otoritas untuk menyampaikan, katakanlah posisi negara dan merundingkan isu-isu yang menjadi kepetningan bersama,” ucapnya.

Di sisi lain, Teuku menuturkan adanya sebuah kubu dalam forum tinggi antarnegra merupakan fenomena lumrah yang mencerminkan kondisi geopolitik global.

Selain di G20, kata dia, sejumlah forum internasional lain pun kerap diwarnai peristiwa seperti ini.

“Ini tidak hanya tercermin pada forum G20 ya, di berbagai forum internasional multilateral lainnya pun ini sudah menjadi satu realitas,” katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini