News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

NasDem Tolak Tarik Kadernya dari Kabinet Jokowi: Komitmen Kami Dukung Jokowi Sampai 2024

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua DPP NasDem Effendi Choirie atau sering disapa Gus Choi menegaskan pihaknya tidak akan menarik kadernya dari kabinet Presiden Jokowi.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai NasDem didesak untuk menarik kadernya dari kabinet Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Hal itu menyusul dugaan ketidakharmonisan partai besutan Surya Paloh itu dengan Jokowi.

Menaggapi hal itu, Ketua DPP Partai Nasdem, Effendi Choirie atau Gus Choi menyampaikan bahwa pihaknya tidak akan menarik kadernya dari kabinet Presiden Jokowi.

Partainya berkomitmen akan mendukung Jokowi hingga 2024.

"Tidak akan menarik kader Nasdem di kabinet karena itu bagian dari komitmen Nasdem dukung Jokowi sampai 2024 hasil Pilpres 2019. Sedangkan untuk dukung Anies untuk Pilpres 2024. Jadi beda pemilunya. Jangan dipaksakan sama," kata Effendi Choiri saat dikonfirmasi, Senin (14/11/2022).

Effendi Choiri menegaskan bahwa partainya tidak ada keretakan hubungan dengan Jokowi.

Baca juga: Politikus PDIP: Kalau Jokowi Tak Ucapkan HUT ke NasDem, Indonesia Bubar?

Dia bilang, Jokowi disebut hanya tak setuju penunjukkan Anies Baswedan menjadi capres yang diusung partainya di Pilpres 2024.

Jokowi juga tak setuju dengan koalisi yang dibangun Nasdem.

Menurutnya, Jokowi cenderung mendukung Ganjar Pranowo menjadi capres.

"Nasdem tetap berbaik sangka, gak ada keretakan. Yang ada mungkin perbedaan selera dalam hal memilih calon koalisi dan calon presiden untuk 2024. Nasdem memilih koalisi dengan PKS dan Partai Demokrat dan mencalonkan Anies untuk Pilpres 2024. Jokowi terlebih dahulu mungkin mendukung koalisi Golkar, PAN dan PPP untuk pemilu pilpres 2024 dan capres Ganjar," jelasnya.

Baca juga: PDIP: Kalau Jokowi dan Surya Paloh Renggang Harusnya Tak Ada Menteri NasDem di Kabinet

Lebih lanjut, Effendi menambahkan perbedaan pilihan tersebut bukan berarti bermusuhan.

Dia bilang, perbedaan pilihan merupakan hal yang wajar dalam demokrasi.

"Sekadar beda, bukan keretakan atau bermusuhan. Itu wajar dalam demokrasi. Yang gak wajar adalah marah-marah karena beda. Berdemokrasi harus dewasa dan riang gembira dalam perbedaan. Tapi tetap jaga persahabatan dan persatuan untuk Indonesia," katanya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini