News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bursa Capres

Peneliti SMRC Beberkan 3 Klaster Cawapres Potensial: Dari AHY, Ridwan Kamil, Hingga Erick Thohir

Penulis: Gita Irawan
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Peneliti SMRC Beberkan 3 Klaster Cawapres Potensial: Dari AHY, Ridwan Kamil, Hingga Erick Thohir

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti SMRC Saidiman Ahmad membeberkan tiga klaster tokoh-tokoh yang masuk jajaran calon wakil presiden potensial untuk Pilpres 2024 mendatang.

Klaster pertama, kata dia, adalah mereka yang merupakan ketua-ketua umum partai.

Bagaimanapun, lanjut dia, sistem politik di Indonesia menyatakan bahwa partai-partai politik yang mengajukan nama capres dan cawapres.

Oleh karena itu, kata dia, para ketua umum partai potensial untuk menjadi Cawapres. 

"Di sana ada Agus Harimurti Yudhoyono, Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar, Salim Segaf Al Jufri, mungkin juga Puan Maharani," kata Saidiman saat diskusi di kanal Youtube Inilahcom pada Selasa (15/11/2022).

Kedua, kata dia, adalah para tokoh yang memiliki akseptabilitas tinggi. 

Di dalam survei SMRC, lanjut dia, tercatat sejumlah tokoh yang tidak punya partai, tapi memiliki tingkat penerimaan yang sangat tinggi. 

"Pertama adalah Ridwan Kamil. Dari 67 persen yang kenal 89% menyatakan suka kepada Ridwan Kamil. Saya kira ini potensial untuk menjadi Cawapres," kata dia.

"Kedua, Sandiaga Uno, itu ada 84% yang menyatakan suka terhadap Sandiaga Uno. Andika Perkasa juga lumayan diterima, 81% dari yang tahu, kemudian Khofifah Indar Parawansa, 84%," sambung dia.

Baca juga: Cawapres Anies Disebut Jadi Transaksi, Demokrat: Komunikasi Politik Dibangun Lewat Proposal

Klaster ketiga, lanjut dia, adalah kalangan profesional. 

"Ada mungkin di sana Pak Erick Thohir yang kita tahu juga ada balihonya di mana-mana. Artinya mereka ini kalangan profesional yang punya kemampuan yang saya kira juga bisa menjadi alternatif untuk cawapres," lanjut Saidiman.

Dari nama-nama tersebut, lanjut dia, SMRC menemukan di dalam pemilihan presiden, publik cenderung hanya melihat calon presidennya. 

Publik, kata dia, cenderung tidak melihat wakil presidennya.

Namun demikian, kata dia, calon wakil presiden menjadi penting apabila persaingan suara antarkandidat capres sangat ketat. 

"Selama ini kita menemukan bahwa orang-orang seperti Airlangga Hartarto kalau dipasangkan dengan Ganjar Pranowo, itu tidak menambah dan tidak mengurangi suara Pak Ganjar," kata Saidiman.

"AHY juga demikian, misalnya kalau kita pasangkan dengan Anies Baswedan, Muhaimin kalah kita pasangkan dengan Prabowo Subianto. Itu tidak mengurangi dan menambah suara," sambung dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini