TRIBUNNEWS.COM - Elon Musk mengenakan baju Batik Bomba khas Sulawesi Tengah, saat menjadi narasumber dalam acara KTT Bussiness (B20).
Memberikan materi lewat aplikasi Zoom, Elon Musk menjadi perbincangan lantaran kemeja hijau bermotif batik itu adalah Batik Bomba.
"Batik yang anda kenakan berasal dari Sulawesi Tengah, berasal dari desa kecil. Di mana tempat tersebut memiliki (sumber daya) nikel, mungkin anda akan ke sana," ucap Anindya Bakrie, moderator KTT B20, dikutip dari Tribunbisnis.
Diketahui, Batik Bomba bermotif kembang yang dikenakan Elon Musk, berasal dari desa kecil penghasil nikel di Sulawesi Tengah.
Elon Musk yang merupakan CEO Tesla, tampak tertarik untuk berkunjung ke Sulawesi Tengah dan berinvestasi di Indonesia.
Sebagai informasi, nikel digunakan sebagai bahan baku baterai yang dapat menjalankan kendaraan listrik produksi Tesla, menurut KompasTV.
Diketahui, Elon Musk diminta hadir dalam acara KTT B20 yang diadakan di Nusa Dua, Bali pada 13-14 November 2022.
Sayangnya, Elon Musk berhalangan hadir lantaran harus menyelesaikan urusan terkait Twitter, menurut kontan.co.id.
Namun, tidak dijelaskan lebih rinci apa yang akan diurus CEO Twitter tersebut, sehingga tidak bisa terbang ke Bali.
Mengenal Batik Bomba yang dikenakan Elon Musk
Elon Musk menjadi perbincangan saat tampil mengenakan kemeja motif Batik Bomba.
Meski tidak bisa terbang ke Bali untuk menghadiri acara KTT B20, Elon Musk dapat memberikan materi secara virtual.
Batik Bomba yang dikenakan Elon Musk adalah batik khas desa kecil di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.
Dikutip dari Kompas.com, keunikan dari Batik Bomba adalah perpaduan kain tenun dan motif bunga khas Batik Bomba yang serasi nan elok.
Baca juga: Hadir di Event B20 Mengenakan Batik Bomba, Elon Musk Sebut Indonesia Miliki Masa Depan yang Cerah
Di desa yang juga dikenal penghasil nikel itu, Batik Donggala atau Batik Bomba sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda.
Kain tenun dengan Batik Bomba merupakan perpaduan antar kerajaan-kerajaan di Sulawesi Tengah dan Bugis pada saat itu.
Proses pembuatannya pun tidaklah mudah, karena dibuat dengan metode tradisional.
Pengerajin melakukan tiga tahap pembuatan, yaitu pencelupan, menenun dan memintal.
Terdapat tiga motif Batik Bomba yang variatif, bernama Buya Bomba dan Buya Sumbi.
Buya Bomba berupa motif tanaman bunga yang bermakna rasa cinta keluarga, kerajaan dan Tuhan.
Kemudian, Buya Subi bermotif belah ketupat dan bunga menjalar, bermakna keteguhan hati seorang pria ketika melamar wanita.
Adapun Batik Bomba juga dikenakan saat acara pernikahan, dan kegiatan formal lainnya.
Diketahui, kain kebanggan Sulawesi Tengah ini dapat memperlihatkan lambang status sosial masyarakat.
Dikutip dari indonesia.go.id, Batik Bomba juga dapat sebagai oleh-oleh Kota Palu, karena Kota Palu berbatasan dengan Kabupaten Donggala.
Bahkan, pemerintah daerah setempat meminta masyarakat di Palu mengenakan Batik Bomba saat perayaan hari-hari besar di Palu.
Sayangnya, jumlah pengerajin Batik Bomba semakin sedikit seiring pergantian tahun.
Batik Bambo untuk Elon Musk dikirim dari Indonesia
Batik Bomba yang dikenakan Elon Musk itu sengaja dikirim dari Indonesia ke Amerika Serikat sejauh 15.000 kilometer.
Anak sulung Aburizal Bakrie yang menjadi moderator, Anindya Bakrie mengatakan terimakasih kepada Elon Musk, karena telah mengenakan Batik Bomba.
"Terima kasih untuk batiknya, Batik ini bagus sekali dan saya suka, " ucap Elon Musk, dikutip dari Indonesia.go.id.
Elon Musk juga dikenalkan asal Batik Bomba adalah dari desa terpencil penghasil nikel di Sulawesi Selatan.
Kemudian, Anindya juga menjelaskan jika tempat banyak ditemukan nikel tersebut akan dibangun sebuah proyek.
"Rencananya, di Sulteng juga akan dibangun Net Zero Industrial Park dan proyek energi bersih lainnya," ujar Anindya, dikutip dari Tribun Palu.
(Tribunnews.com/Safira/Bambang Ismoyo) (TribunPalu.com/Imam Saputro) (KompasTV/Dian Septiana) (Kompas.com/Wasti Samaria Simangunsong) (Kontan.co.id/Barratut Taqiyyah Rafie)