News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

KTT G20 Bali

Sulitnya Situasi Dunia Saat Presidensi G20 Indonesia, Menlu Retno: Semua Aset Diplomasi Kita Gunakan

Penulis: Gita Irawan
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bercerita tentang sulitnya situasi dunia saat Indonesia memegang Presidensi G20.

Retno mengatakan pada saat serah terima keketuaan dari Italia ke Indonesia, tantangan yang sangat besar yang dihadapi adalah Pandemi Covid-19.

Selain itu, kata dia, adalah bagaimana negara-negara di dunia dapat bekerja sama untuk pemulihan ekonomi yang inklusif.

Baca juga: Rangkuman Hari Pertama dan Kedua KTT G20 di Bali

Kemudian, kata dia,, tantangan menjadi lebih besar lagi pada saat perang Rusia-Ukraina pecah pada Februari tahun ini.

Bukan hanya perang itu sendiri, lanjut dia, dampak multidimenasi yang disebabkan oleh perang tersebut juga menjadi tantangan.

Hal tersebut disampaikannya di kanal Youtube FMB9ID_IKP pada Rabu (16/11/2022).

"Jadi kalau pertanyaannya apakah ini bagi Indonesia sulit? Iya, sulit. Dan mungkin saya bisa sampaikan, bahwa ini mungkin yang paling sulit Presidensi G20 selama ini," kata Retno.

"Tetapi syukur Alhamdulillah kita tetap harus bersyukur, di tengah situasi yang sangat sulit ini, paling tidak masih dapat mempertahankan, menjadikan G20 tetap intact, tidak pecah," sambung Retno.

Ia puj menjelaskan makna intact atau utuh yang disampaikannya.

Maknanya, kata dia, tidak ada satu pun dari pertemuan-pertemuan G20 yang dibatalkan, tidak ada satu pun ratusan side event dibatalkan, dan tidak ada satupun negara anggota dan negara undangan yang memutuskan disengage (menarik diri) dari diskusi dan negosiasi di dalam G20.

"Alhamdulillah. Jadi sekali lagi, kenapa kita bisa membuat intact, betul sekali di situ ada trust (kepercayaan)," kata Retno.

Ia menjelaskan, kepercayaan tersebut bisa terbangun karena merupakan hasil dari sebuah investasi yang panjang sekali.

Kepercayaan tersebut, kata dia, terbangun dari proses yang panjang dengan upaya mengoptimalkan semua aset diplomasi yang dibangun puluhan tahun.

"Di saat kita menjalankan presidensi, situasinya sangat sulit, maka semua aset diplomasi kita pergunakan," kata dia.

Tangkapan Layar: Kanal Youtube FMB9ID_IKP

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini