News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

TB Hasanuddin Kritik Paspampres: Pengamanan Presiden Harus Zero Risk, Tak Bisa Main-main

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tangkapan layar sebuah video yang memperlihatkan aksi seorang wanita yang nekat menerobos iring-iringan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di jalan raya di Kota Denpasar, Bali pada Kamis (17/11/2022)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin meminta Paspampres melakukan evaluasi dalam pengamanan.

Hal itu menyusul insiden wanita penerobos iring-iringan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Diketahui, insiden wanita menerobos iring-iringan Presiden Jokowi terjadi di Pasar Badung, Bali pada Kamis (17/8/2022) lalu. Kejadian ini pun menuai pro kontra di masyarakat.

TB Hasanuddin mengatakan kejadian adanya orang  yang bisa menerobos masuk hingga mendekati Presiden tidak boleh terulang kembali. Paspampres diminta untuk menegakkan aturan secara benar.

"Kasus dimana ada orang yang berlari dan menempel ke Presiden itu tidak boleh terjadi lagi. Tegakkan aturan," kata Hasanuddin saat dikonfirmasi, Sabtu (19/11/2022).

Ia menyatakan bahwa pengamanan yang dilakukan oleh Paspampres haruslah zero risk. Karena itu, dia mengingatkan pengamanan yang dilakukan kepada Presiden tidak boleh main-main.

"Karena apa? karena kita tidak tau semua orang punya niat baik. Karena teori teori dalam pengamanan presiden itu harus zero risk. Harus nol. Tidak bisa main-main," jelasnya.

Hasanuddin menuturkan, seharusnya Paspampres bisa melakukan langkah antisipasi agar tidak adanya orang yang bisa mendekat iring-iringan Jokowi. Hal itu dinilai bisa membahayakan keamanan Presiden.

"Tidak boleh sampai subyek itu dalam hal ini wanita itu menyentuh obyek dalam hal ini Presiden. Sebab apa? iya kalau dia hanya sekadar penganggum presiden atau ingin mendapatkan kaos misalnya. Tapi kalau berniat hal yang bukan-bukan itu kan repot," ungkapnya.

Namun begitu, Hasanuddin menyatakan langkah Paspampres tidak melakukan kekerasan terhadap wanita tersebut sudah tepat. Namun, seharusnya hal tersebut bisa dicegah oleh Paspampres.

"Jadi prosedur dan aturan teknik pengamanan sudah bagus kemudian tidak melakukan tindakan kekerasan sudah sesuai dengan prosedur. Masalahnya jangan sampai subyek itu menyentuh obyek. Harusnya tindakan itu dilakukan jauh sebelum merapat ke Presiden," tukasnya.

Sebagai informasi, media sosial diramaikan sebuah video wanita penerobos iring-iringan Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Bali. Peristiwa itu saat rombongan Jokowi sedang melintas di jalanan menuju Pasar Badung, Bali, Kamis (17/8/2022).

Tiba-tiba, ada seorang wanita yang menerobos iring-iringan Presiden Jokowi yang belakangan diketahui bernama Wahyuni. Dia pun tampak langsung memberikan salam kepada Jokowi.

Baca juga: Wanita yang Terobos Iring-iringan Presiden Jokowi Akhirnya Buka Suara, Ini Pengakuannya

Hal itu pun sontak sempat membuat sejumlah Paspampres terkejut. Mereka langsung memaksa dan menarik agar Wahyuni untuk menjauh.

Setelah kejadian tersebut, Wahyuni menyampaikan permintaan maafnya kepada Presiden Jokowi dan Ibu Negara, Iriana.

"Sebelumnya aku mau minta maaf buat Pak Jokowi, mau minta maaf tadi sudah menghambat perjalanannya. Salam buat Pak Jokowi, sehat selalu. Buat Ibu Iriana juga, salam sehat selalu untuk keluarga," ujarnya.

Ia mengaku jika mengidolakan Jokowi, sehingga membuatnya nekat menerobos Pasmpampres. Namun, tak berselang lama, aksinya tersebut langsung dihentikan Paspampres.

Wahyuni tidak sempat memikirkan risiko yang akan ditanggungnya tersebut.

"Sebenarnya sudah nggak terpikir lagi (soal bahayanya). Pokoknya aku bisa salaman dan foto sama Pak Jokowi, sudah tidak kepikiran motor kanan kiri," ungkapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini