News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu Malaysia

Jokowi Ucapkan Selamat ke Anwar Ibrahim usai Dilantik Jadi PM Malaysia

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim (tengah) melambai saat dia pergi setelah bertemu dengan Raja Malaysia di Istana Nasional di Kuala Lumpur pada 22 November 2022. Presiden Jokowi mengucapkan selamat kepada Anwar Ibrahim usai dilantik menjadi PM Malaysia pada Kamis (24/11/2022) melalui sambungan telepon.

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengucapkan selamat kepada Perdana Menteri (PM) Malaysia terbaru, Anwar Ibrahim yang baru saja dilantik pada Kamis (24/11/2022).

Hal tersebut terlihat melalui rekaman video yang diunggah Anwar Ibrahim di akun Twitter pribadinya saat dihubungi Jokowi lewat sambungan telepon.

"Atas nama pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia, saya ucapkan selamat atas terpilihnya Yang Mulia sebagai PM ke-10 Malaysia," ujar Jokowi.

Menanggapi ucapan selamat dari Jokowi, Anwar Ibrahim mengucapkan terima kasih dan menegaskan persahabatan antara Malaysia-Indonesia semakin erat.

Ditambah, hubungan bilateral antara Malaysia-Indonesia di segala bidang semakin kuat.

"Terimakasih, saya anggap ini suatu penghormatan di antara yang paling awal menelepon. Ini menunjukkan bahwa saya kekal sebagai sahabat sejati Indonesia," balas Anwar.

Baca juga: Wantimpres Agung Laksono Ucap Selamat kepada Anwar Ibrahim: Semoga Indonesia-Malaysia Semakin Baik

Selain itu, Jokowi juga menegaskan bahwa Anwar adalah sosok yang dikenal luas dan dihormati di Indonesia.

Sebelumnya, Anwar telah dilantik dan diambil sumpah jabatannya di Istana Negara pada pukul 17.00 waktu setempat.

"Saya Anwar Ibrahim telah dilantik, menerima jabatan sebagai seorang perdana menteri. Saya dengan sesungguhnya bersumpah akan dengan jujur menjalankan kewajiban-kewajiban," ujarnya.

Terpilihnya Anwar Ibrahim menjadi PM Malaysia juga menjadi tanda berakhirnya ketidakpastian pemerintahan setelah tidak ada pemenang mutlak di pemilihan umum.

Sebagai informasi, pemilu yang digelar pada Sabtu (19/11/2022) lalu berakhir dengan tidak adanya pemenang mutlak antara Anwar dan mantan PM Malaysia, Muhyiddin Yassin.

Pada perhitungan yang dilakukan, koalisi Pakatan Harapan memperoleh kursi parlemen terbanyak yaitu 82 kursi.

Sementara koalisi pimpinan Muhyiddin Yassin, Perikatan Nasional meraih 73 kursi.

Barisan Nasional yang dulunya berjaya, hanya mendapat 30 kursi, menjadikan pemilu kali ini sebagai hasil pemilu terburuk sejak koalisi ini mendominasi politik Malaysia sejak kemerdekaan pada tahun 1957.

Menurut konstitusi Malaysia, agar ada pemenang mutlak dalam pemilu, maka partai atau koalisi memerlukan setidaknya 112 kursi dari 222 kursi parlemen yang tersedia.

Sehingga partai pemenang yang meraih kursi mayoritas di parlemen-lah yang berhak untuk mengajukan nama calon PM ke raja.

Foto ini diambil pada 19 November 2022, memperlihatkan pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim, ketua Pakatan Harapan, menunjukkan jarinya yang bertinta setelah memberikan suara di tempat pemungutan suara selama pemilihan umum di Permatang Pauh, Penang Malaysia. (Arif Kartono / AFP)

Baca juga: Anwar Ibrahim Terpilih Jadi PM Malaysia, Megawati dan Keluarga Besar PDI Perjuangan Ucapkan Selamat

Terkait tidak ada pemenang mayoritas, Muhyiddin mengklaim telah memperoleh dukungan dari dua kubu yaitu Sabah dan Sarawak dikutip dari Reuters.

Dukungan ini diklaim Muhyiddin memperoleh kursi parlemen sebanyak 101.

Namun tetap saja jumlah kursi yang diraih tidak memenuhi syarat yang dituangkan di konstitusi Malaysia.

Menanggapi hal tersebut, Raja Al-Sultan Abdullah pun memberi batas waktu kepada dua koalisi untuk membentuk mayoritas dan menyetor calon nama PM hingga Selasa (22/11/2022) siang.

Raja Al-Sultan Abdullah meminta kepada Anwar dan Muhyiddin untuk membentuk pemerintahan bersama.

Namun, Muhyiddin tidak akan bekerjasama dengan Anwar.

Muhyiddin akan bekerja bersama dengan Persatuan Malay-Muslim.

Sementara Anwar menjalankannya dengan koalisi multi-etnik.

Ketidaktentuan politik di Malaysia pun membuat Raja memanggil 30 politisi dari koalisi Barisan Nasional untuk membicarakan nama PM Malaysia yang baru pada Rabu (23/11/2022).

Akhirnya, Anwar pun dipilih menjadi PM Malaysia yang baru setelah raja bertemu dengan sultan dari sembilan negara bagian.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini