Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) terus berupaya menekan kasus penularan HIV dan AIDS di Indonesia.
Salah satu strateginya adalah meningkatkan angka capaian skrining HIV dan AIDS pada ibu hamil.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, data yang tersaji kini angka kasus HIV dan AIDS mengalami kencenderungan naik pada usia di bawah 5 tahun.
Baca juga: Stop Penularan HIV dan AIDS, Kemenkes: Indonesia Perlu Belajar dari Thailand
Hal ini terjadi lantaran ada penularan yang terjadi dari ibu ke anak.
"Ibu hamil ini wajib skrining HIV, hepatisis dan sifilis. Kami harapkan semua ibu hamil skrining. Kalau terlambat menularkan vertikal terjadi dari ibu ke anak," kata Dokter Maxi di CGV, Pacific Place Jakarta, Kamis (1/12/2022).
Sampai saat itu, baru 25 persen dari total ibu hamil yang positif HIV dan AIDS yang menjalani terapi obat ARV.
"Kalau ditangani ibu hamil positif HIV dan AIDS ini diberi obat ARV teratur maka dijamin penularan pada bayi tidak terjadi," ungkapnya.
Penyebaran HIV dan AIDS tidak berhenti malah makin meningkat dari tahun ke tahun. Padahal target WHO tahun 2030, seluruh dunia harus mengeliminasi HIV dan AIDS.
Di Indonesia sendiri kasus HIV dan AIDS diprediksi ada sekitar 526 ribu, dimana yang ditemukan baru 425 ribu kasus.
"Tapi masih ada tantangan dari 415 ribu kasus itu yang masih menjalani terapi obat ARV baru 130 ribu, banyak yang berhenti obat," kata dia.