TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Khoirudin, pria paruh baya berusia lebih dari 60 tahun menjadi salah satu korban meninggal dunia yang tertimbun longsor akibat gempa bumi berkekuatan 5,6 magnitudo yang mengguncang Kabupaten Cianjur, Senin 21 November lalu.
Saat ini jenazah Khoirudin alias mang Odin sudah dimakamkan setelah berhasil dievakuasi pada Kamis (1/12/2022) kemarin di area tempatnya bekerja atau tepat H+10 gempa tersebut terjadi.
Masih jelas terekam dalam ingatan Sobariah (45) --tetangga dekat Mang Odin-- yang mengetahui secara jelas detik-detik guncangan gempa itu meluluhlantakkan sebagian besar wilayah Cianjur.
Dalam ceritanya, Sobariah menjadi salah satu orang yang bersama dengan Khoirudin terakhir kalinya sebelum tubuh tetangganya itu tertutup tanah longsor.
Saat Senin pagi, Mang Odin bersama dua putranya pergi ke area sawah yang berada tepat di kaki bukit di Desa Banjar Pinang, Cijedil, Kecamatan Cicadas.
Saat itu, Mang Odin hendak membuat kolam pemancingan yang memang sudah direncanakan beberapa hari lalu.
Sementara Sobariah, saat itu melakukan aktivitas mengarit rumput di sebuah petakan sawah yang jaraknya tidak jauh dari lokasi Mang Odin membuat kolam.
"Kesehariannya dia (Mang Odin) ke gunung, malahan bareng-bareng sama ibu, ibu nyabit rumput, dia bikin kolam pemancingan, sama anaknya, anaknya 2 punya kolam dia juga bikin rada panjang," kata Sobariah saat ditemui di tenda pengungsian di Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jumat (2/12/2022).
Namun, nahasnya, pada siang hari ketika Sobariah hendak istirahat dari aktivitasnya, guncangan gempa tersebut terjadi.
Mang Odin yang sedang membuat kolam pemancingan, kata Sobariah sempat hendak melarikan diri bersama kedua putranya.
"Lagi bikin kikis kolam lagi dibersihkan, lagi pasang bambu, ngambil dari atas ibu tau, (tiba-tiba gempa) cuma dia (Mang Odin) ga bisa melarikan diri, karena jauh, ini kolam, kalau jalan ke sana," ujar Sobariah sembari menunjukkan kondisi saat terjadi gempa.
Akan tetapi, dari ketiganya itu, hanya anak sulung Mang Odin yang berhasil selamat meski dengan keadaan luka-luka di kepala belakangnya.
Baca juga: Cianjur Diguyur Hujan Deras Sore ini, Proses Pencarian Korban di Desa Cijedil Dihentikan Sementara
Sementara Mang Odin dan anak bungsunya tak terselamatkan karena longsoran tanah dari atas bukit menimbun tubuh keduanya.
Padahal kata Sobariah, anak bungsu dari Mang Odin sudah berupaya minta tolong setelah melihat kakaknya terselamatkan.
Namun karena derasnya longsoran tanah, membuat tubuh dia tertutup sebelum pertolongan diberikan.
"Dua-duanya, ngikut yang satu yang paling gede bisa melarikan diri, tapi udah kena juga (kepalanya ini belakang) luka-luka, cuma ada yang nolongin, si Ipan yang nolongin diambil, nah yang (anaknya) sebelah sana minta tolong juga cuma udah ketutup ama tanah, termasuk sama pak Odin," kata Sobariah.
Saat ini, jasad dari Mang Odin dan anak bungsunya sudah berhasil dievakuasi oleh tim Basarnas setelah sepuluh hari melakukan pencarian.
Penemuan keduanya juga terbilang berdekatan, di mana anak bungsu Mang Odin ditemukan sekitar hari Selasa, sementara jasad Mang Odin ditemukan selang dua hari yakni pada Kamis kemarin.
"Jadi ga jarak jauh, ini anaknya di depan (tertimpa longsor), Mang Odin di belakangnya gitu," ucap Sobariah.
Dengan begitu kata Sobariah, dari keluarga Mang Odin, kini tersisa hanya sang istri bernama Popon, dan anak sulungnya yang mengalami luka-luka di bagian kepala.