Unregulated industry hasilkan persaingan tak sehat
Kasus unregulated industry pada industri AMDK dapat menimbulkan persaingan yang makin tidak sehat antar pelaku, apalagi pada pasar AMDK yang sudah berbentuk oligopoli. Pasar berpotensi membentuk kondisi monopoli jika AMDK terus menerus mengalami kondisi yang sama.
Terlebih, perilaku lock-in (penguncian kepelangganan) penguasa pasar dalam industri AMDK dengan menerapkan model pembelian galon yang bisa ditukar dengan galon lagi menjadi rintangan dalam industri. Tjahjanto menjelaskan bahwa perlu adanya peran Pemerintah dan KPPU untuk menyetop potensi monopoli yang ada.
Tjahjanto menjelaskan, “Pemerintah melakukan regulasi melalui kewajiban pelabelan galon dan memasukkan BPA ke dalam daftar parameter uji mutu SNI, terlebih sudah adanya bukti BPA merupakan ekternalitas negatif dari produk AMDK galon polikarbonat.”
Sementara itu, KPPU dapat berperan mengawasi persaingan yang terjadi dalam industri AMDK galon dengan mempertimbangkan perilaku produsen galon guna ulang yang mematok harga kisaran Rp20.000 per galon sebagai rintangan untuk pelaku industri AMDK masuk.
Migrasi BPA makin berpotensi pada galon tanpa batas usia pakai
Pada workshop di Jakarta (8/11/2022), Pengawas Perdagangan di Direktorat Pengawasan Barang Beredar dan Jasa, Kementerian Perdagangan, Binsar Yohanes M Panjaitan mengatakan bahwa migrasi BPA tidak dipersyaratkan dalam pengujian mutu SNI (Standar Nasional Indonesia) terhadap air minum dalam kemasan (AMDK) gallon polikarbonat (plastik keras).
Dari daftar parameter uji yang disampaikan Binsar, SNI, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 69 Tahun 2018, juga tidak ada kriteria terkait masa atau usia pakai galon polikarbonat. Padahal, migrasi BPA sangat berkaitan dengan penggunaan berulang wadah kemasan pangan.
Merespon hal tersebut, Koordinator Kelompok Substansi Standardisasi Bahan Baku, Kategori, Informasi Produk, dan Harmonisasi Standar Pangan Olahan, BPOM, Yeni Restiani, dalam workshop yang sama, mengatakan BPA berpotensi bermigrasi dari galon ke air.
Potensi itu makin besar jika galon digunakan ulang tanpa batas masa atau usia pakai. Galon yang terus dicuci dengan air bersuhu lebih daripada 75 derajat celcius dan disikat bisa memicu migrasi. Risiko bertambah lagi apabila galon-galon guna ulang itu disimpan di bawah sinar matahari langsung atau dekat dengan benda-benda berbau tajam dalam waktu yang lama.
“Itu adalah faktor-faktor yang memengaruhi risiko migrasi BPA ke produk pangan,” kata Yeni.