News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bom di Bandung

Pelaku Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar Eks Napiter, Peneliti: Tak Ada Sistem Pengawasan Baku

Penulis: Gita Irawan
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas kepolisian melakukan penutupan ruas jalan dan pengamanan sekitar lokasi ledakan diduga bom bunuh diri di Mapolsek Astana Anyar, Jalan Astana Anyar, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12/2022). Peristiwa ledakan bom yang terjadi di Mapolsek Astana Anyar sekitar pukul 08.20 WIB tersebut mengakibatkan dua orang meninggal dunia dan tujuh orang luka-luka. Korban meninggal dunia yakni seorang pelaku pembawa bom dan seorang petugas Mapolsek Astana Anyar, sedangkan korban luka-luka adalah enam petugas mapolsek dan seorang warga. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polri telah memastikan pelaku bom Astana Anyar Bandung Jawa Barat pada Rabu (7/12/2022) adalah mantan napi terorisme yang merupakan bagian dari jaringan bom Cicendo tahun 2017.

Peneliti terorisme dan intelijen Ridlwan Habib mengatakan hingga saat ini tidak ada sistem pengawasan baku yang khusus diberlakukan kepada mantan napi terorisme. 

Karena statusnya bukan lagi napi, lanjut dia, maka tidak lagi dalam pemantauan Lapas.

BNPT, kata dia, selama ini bertugas melakukan deradikalisasi di dalam Lapas. 

Namun, menurutnya BNPT tidak bertanggung jawab setelah napi tersebut kembali ke masyarakat. 

"Apakah pelaku Agus itu ikut deradikalisasi di lapas atau tidak, ini yang menjadi pertanyaan serius," kata Ridlwan saat dihubungi Tribunnews.com pada Rabu (7/12/2022).

Menurutnya jika ternyata pelaku pernah mengikuti program deradikalisasi di lapas, maka perlu dilakukan evaluasi ulang terhadap kinerja BNPT. 

Namun demikian, jika Agus tidak ikut maka hal tersebut akan menjadi problem baru.

"Jika tidak ikut, maka ini jadi problem baru karena Lapas ternyata gagal juga mengubah seorang napi teroris menjadi lebih baik," kata Ridlwan.

Ridlwan mengatakan mantan napi terorisme memiliki karakteristik berbeda dengan mantan napi kasus pidana biasa.

Mereka, kata Ridlwan, biasanya sulit dinilai apakah sudah bertaubat atau belum.

"Mereka biasanya masih sangat kuat ideologinya, dan susah dinilai  apakah benar-benar sudah bertaubat atau belum," kata alumni S2 Kajian Stratejik Intelijen UI tersebut. 

Selain itu, menurutnya residivis kasus terorisme yang kembali melakukan aksinya bukan kali ini saja.

Oleh karena itu, menurutnya peristiwa bom bunuh diri di Mapolsek Astana Anyar Bandung Jawa Barat harus menjadi alarm serius.

"Kasus residivis bermain kembali bukan kali ini saja, ini harus menjadi alarm serius dan yang terakhir," kata Ridlwan. 

Diberitakan sebelumnya, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengungkap identitas pelaku bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat.

Baca juga: Polisi yang Tewas akibat Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar Bernama Aipda Sofyan

Dia adalah seorang mantan narapidana teroris (napiter) bernama Agus Sujatno alias Agus Muslim.

"Hasil pemeriksaan sidik jari dan kemudian kita lihat dari face recognition, Identik identitas Agus Sujatno biasa dikenal Agus Muslim," kata Listyo di Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12/2022).

Listyo menyebut jika Agus pernah ditangkap terkait aksi terorisme di Cicendo, Bandung, Jawa Barat dan sudah sempat ditahan selama empat tahun penjara.

"Yang bersangkutan oernah ditangkap karena bom Cicendo. Sempat dihukum empat tahun. September 2021 lalu bebas. Kegiatan bersangkutan kita ikuti," ungkapnya.

Untuk informasi, Aksi dugaan bom bunuh diri terjadi di Polsek Astana Anyar, Bandung Jawa Barat.

"Iya dugaan bom bunuh diri TKP (Polsek) Astana Anyar Bandung," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan saat dihubungi, Rabu (7/12/2022).

Ramadhan menyebut dari informasi yang diterima jika terduga pelaku bom bunuh diri di Polsek tersebut meninggal dunia.

"Polsek Astana Anyar Polrestabes Bandung. Terduga pelaku bom bunuh diri meninggal," singkatnya.

Saat ini, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror tengah ke lokasi kejadian untuk proses penyelidikan lebih lanjut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini