TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Kahfi Adlan Hafiz, mengatakan partai politik atau parpol di Indonesia gagal menentukan identitas politiknya.
Hal itu disampaikan Kahfi usai menjadi pembicara dalam Diskusi Anggaran Pemilu 2024: Mitigasi Titik Rawan Sabotase Demokrasi, di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (15/12/2022).
"Kita punya partai kan gagal dalam menentukan identitas politiknya. Mereka ini berada di spektrum yang mana misalnya," kata Kahfi, saat ditemui, Kamis ini.
Sebab, kata Kahfi, parpol-parpol di Indonesia juga gagal menghasilkan gagasan-gagasan yang spesifik.
Kahfi menuturkan, hal itu berdampak kepada masyarakat Indonesia yang tidak bisa membedakan antara partai satu dengan yang lainnya.
"Kita enggak bisa tuh bedain partai satu dengan yang lainnya. Gagasan secara platform dan lainnya," jelasnya.
"Kita hanya bisa membedakan mereka (Parpol) dari logo, nama, warna, dan ketua umum. Hanya di situ kita bisa bedainnya," sambungnya.
Baca juga: Meski Sudah Resmi Jadi Peserta Pemilu 2024, Bawaslu Imbau Parpol Tidak Kampanye Dini
Bahkan, kata Kahfi, anggota partai tertentu berpotensi pindah ke partai lainnya.
"Kalau kita bicara anggota itu mereka bisa berpindah sesuka hati untuk ikut partai mana. Itu sebenarnya yang jadi problem."