Menurut Vivin, persoalan inflasi dan resesi tidak terlalu berdampak pada tingkat kepuasan publik.
Jika melihat tren sebelumnya, faktor pandemi Covid-19 yang paling memukul telak.
Pada puncak gelombang delta pada pertengahan 2021 lalu, kepuasan publik anjlok hingga ke angka 60 persen.
“Pembatasan sosial yang sangat ketat saat itu membuat perekonomian sulit untuk bergerak, tetapi seiring pelonggaran maka kepuasan publik pun kembali pulih,” jelas Vivin.
Sebagai catatan, ada sebanyak 20,1 persen publik yang merasa tidak puas di antaranya 2,3 persen tidak puas sama sekali, dan sisanya tidak tahu/tidak jawab 2,1 persen.
Survei Index Research dilakukan pada 11-20 Desember 2022 terhadap 1200 orang mewakili semua provinsi.
Responden dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling) dan diwawancara tatap muka. Margin of error survei sebesar ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sumber: Tribunnews.com/Kompas.com