TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP Partai NasDem, Willy Aditya merespons soal pendapat Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Dalam gelaran HUT PDI Perjuangan ke-50, Selasa (10/1/2023) lalu, Megawati Soekarnoputri menyampaikan Joko Widodo (Jokowi) tidak akan menjadi apa-apa tanpa dukungan dari partainya.
Sementara itu, diketahui saat pemilihan presiden (Pilpres) 2019, Partai NasDem menjadi salah satu partai yang mengusung Jokowi.
"Jadi tidak bisa saling hitung-menghitung. Ini sebuah proses kolaborasi, yang kemudian melahirkan kehendak zaman. Setiap orang ada masanya, setiap kuasa ada orangnya," kata Willy Aditya, kepada Tribunnews.com, Kamis (12/1/2023).
Willy menuturkan, tidak ada yang berdiri sendiri. Semua saling bahu-membahu.
"NasDem menghargai semua pihak. Entah itu tentu kita tidak boleh menepuk air dalam dulangannya ya, bahwasanya itu adalah pilihan yang sudah kita jalani dan yang harus kita lihat ya saling membanggakan saja. Saling memberikan apresiasi satu sama lain," ucapnya.
Menurut Willy, NasDem mengusung Jokowi di pemilihan presiden (Pilpres) 2019 karena sosok itu yang menjadi harapan saat itu.
"Waktu itu ya siapa sih yang enggak jatuh cinta dengan pak Jokowi. Waktu itu benar-benar menjadi, saya bilang tadi ya kehendak zaman spiritnya siapa," katanya.
"Jokowi memang menjadi harapan. Bahkan kalau kita lihat bagaimana pak Jokowi hadir sebagai ekspresi partisipasi publik secara langsung itu enggak bisa kita deny," sambungnya.
Lebih lanjut, kata Willy, jangan mencari-cari titik lemah, tapi harus saling melengkapi.
"Jadi tentu tidak dalam posisi saling mencari titik lemah ya atau mencari-cari. Tapi saling mengkomplementari aja dan itu sudah menjadi wis wayahe lah untuk kemudian saling memberikan kontribusi satu dan yang lain."
Sebelumnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyampaikan Joko Widodo (Jokowi) tidak akan menjadi apa-apa tanpa dukungan dari partainya.
Dukungan dari partai berlambang banteng itu membuat Jokowi kini menjadi presiden.
Demikian disampaikan Megawati saat membuka acara perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) PDIP ke-50 di JI-Expo Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1/2023).
"Pak Jokowi kalau tidak ada PDI Perjuangan aduh kasihan lah. Loh legal formal loh. Beliau jadi presiden itu tidak ada kan ini," kata Megawati saat membuka acara perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) PDIP ke-50 di JI-Expo Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1/2023).
Megawati menuturkan dirinya terus menemani Jokowi selama proses pencapresan di PDIP. Bahkan, penunjukkan wakil presiden Maruf Amin merupakan permintaan dari dirinya.
"Diikutin terus sama saya aturan mainnya. Terus pak Maruf saya minta. Kaget Pak Maruf. Pak Maruf itu dulunya sama sama di BPIP. Waktu itu masih UKPIP. Setelah itu ada Pak Mahfud terus saya bilang Pak Jokowi entar saya minta izin untuk pendamping bapak Pak Maruf ya. Saya bilang ke Pak Maruf terus bilang Pak Mahfud diambil sebagai Menkopolhukam," jelas Megawati.
Baca juga: Blak-blakan Bahas Isu Pangan, Megawati: Nanti Pasti Saya Dibully Lagi
Lebih lanjut, Megawati menyatakan dirinya sempat heran lantaran tak dapat jabatan apapun meskipun berstatus atasannya Jokowi. Namun, dia tidak masalah lantara tak mencari kekuasaan.
"Terus saya bilang enak ya, aku tadinya bos mereka. Eh tiba tiba diambil sama Pak Jokowi. Saya tak cari kuasa tau nggak. Ya gitu dong," ujarnya.