TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini makna hari raya Kuningan yang akan dirayakan pada Sabtu (14/1/2023) besok.
Hari Raya Kuningan merupakan rangkaian dari hari raya suci Galungan bagi umat Hindu.
Umat Hindu merayakan hari raya Kuningan sebagai bentuk kemenangan dharma melawan adharma sejak sekitar tahun 1200.
Selin itu, menurut Lontar Purana Bali Dwipa, Hari Raya Kuningan pertama kali dirayakan tahun 882 masehi.
Dikutip dari badungkab, kata Kuningan berasal dari kata 'Uning' yang artinya 'Ingat'.
Selain itu, Kuningan bisa juga berasal dari kata 'Kuning' yang mengartikan kemakmuran.
Berikut ini, makna dari hari raya Kuningan bagi umat Hindu.
Makna hari raya Kuningan
Hari Raya Kuningan juga disebut dengan Tumpek Kuningan yang jatuh pada hari Sabtu Kliwon, wuku Kuningan.
Saat Hari Raya Kuningan, umat Hindu melakukan persembahan kepada para Dewa dan Pitara untuk memohon keselamatan, perlindungan, kedirgayusan, hingga tuntunan lahir-batin.
Pada hari perayaan itu, umat Hindu meyakini bahwa para Dewa dan Bhatara yang diiringi oleh Pitara turun ke bumi hanya sampai tengah hari saja.
Sehingga pelaksanaan upacara dan persembahyangan hari raya Kuningan hanya sampai tengah hari saja.
Selain itu, untuk memaknai harus merujuk pada satra-satra yang ada, seperti lontar Sunarigama, Aji Swamandala, Purana Bali Dwipa, Sri Jayakasunu.
Dikutip dari opendesa, ada juga rujukan dari simbol-simbol Banten yang khas disajikaan saat Kuningan, yakni Tamiang Endongan, dan banten Tebog serta Selanggi.
Tamiang dimaknai sebagai perayaan untuk emnjaga kemenangan dharma (kebenaran) saat perayaan Galungan.
Perlengkapan Tamiang berupa ter dan kolem yang membentuk senjata untuk memaknai agar selalu berperang melawan adharma.
Ada juga makna persembahyangan Kuningan tidak boleh dilakukan melewati jam 12.00 siang.
Diketahui, ada juga sesajen untuk Hari Raya Kuningan yang dihaturkan di palinggih utama yakni tebog, canang meraka, pasucian, dan canang burat wangi.
Untuk setiap rumah tangga membuat dapetan yang berisikan sesayut prayascita luwih nasi kuning dan lauk daging bebek.
Sesayut Prayascita Luwih berisikan dasarnya kulit sesayut, berisi tulung agung (alasnya berupa tamas) atasnya seperti cili, bagian tengahnya diisi nasi, lauk-pauk, di atasnya diisi tumpeng yang ditancapkan bunga teratai putih.
Kemudian, dikelilingi dengan nasi kecil-kecil sebanyak 11 buah, tulung kecil 11 buah, peras kecil, pesucian, panyeneng, ketupat kukur 11 buah, ketupat gelatik, 11 tulung kecil, kewangen 11 pasucian, panyeneng, buah kelapa gading yang muda (bungkak), lis bebuu, sampian nagasari, canang burat wangi berisi aneka kue dan buah.
Sesajen ini dapat juga dipakai untuk sesajen Odalan, Dewa Yadnya, Resi Yadnya dan Manusa Yadnya.
(Tribunnews.com/Pondra Puger)