News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hari Raya Galungan

Tahapan Prosesi Hari Raya Galungan, Dimulai 25 Hari Sebelum hingga Sebulan Setelah Perayaan

Penulis: Enggar Kusuma Wardani
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Umat Hindu di Kota Tangerang, Banten, sedang melakukan ritual persembahyangan pada perayaan Hari Raya Galungan di Pura Kertajaya, Rabu (8/6/2022). - Tahapan prosesi Hari Raya Galungan. Dilaksanakan mulai 25 hari sebelum hingga satu bulan setelah perayaan Hari Raya Galungan.

TRIBUNNEWS.COM - Berikut tahapan atau rangkaian prosesi Hari Raya Galungan.

Peringatan Hari Raya Galungan biasanya dilakukan oleh umat Hindu setiap 6 bulan Bali atau 210 hari, tepatnya pada hari Budha Kliwon Dungulan atau Rabu Kliwon wuku Dungulan.

Pada hari tersebut dipercaya sebagai hari kemenangan Dharma yang berarti kebenaran melawan Adharma atau kejahatan.

Kata Galungan diambil dari bahasa Jawa Kuno yang berarti bertarung.

Perayaan Hari Raya Galungan identik dengan adanya penjor yang dipasang di tepi jalan.

Dikutip dari laman Bulelengkab, perayaan Hari Raya Galungan dilakukan untuk memperingati terciptanya alam semesta jagad raya beserta seluruh isinya.

Baca juga: Ucapan Selamat Hari Raya Galungan dengan Bahasa Bali dan Bahasa Indonesia

Sebagai ucapan syukur, biasanya umat Hindu memberi dan melakukan persembahan pada Sang Hyang Widhi dan Dewa Bhatara pada saat perayaan Hari Raya Galungan.

Terdapat sejumlah tahapan prosesi yang dilakukan saat perayaan Hari Raya Galungan.

Untuk lebih lengkapnya, berikut tahapan prosesi Hari Raya Galungan:

1. Tumpek Wariga

Tumpek Wariga merupakan penyebutan untuk hari Saniscara (Sabtu) Kliwon wuku Wariga yang jatuh pada 25 hari sebelum Galungan.

Tumpek Wariga disebut juga Tumpek Bubuh, atau Tumpek Pengatag, atau Tumpek Pengarah.

Pada hari Tumpek Wariga Ista Dewata, yang dipuja adalah Sang Hyang Sangkara sebagai Dewa Kemakmuran dan Keselamatan Tumbuh-tumbuhan.

Adapun tradisi masyarakat untuk merayakannya adalah dengan menghaturkan banten (sesaji) yang berupa Bubuh (bubur) Sumsum berwarna, di antaranya:

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini