TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tribun Network kali ini kedatangan Wali Kota Bitung Maurits Mantiri pada Rabu (11/1/2023).
Bertempat di Redaksi Tribunnews.com, Maurits sempat diwawancarai mengenai hal-hal terkait Kota Bitung, Sulawesi Utara, baik dari sisi perekonomian maupun kesejahteraan warganya.
Di sela wawancara, Maurits juga menceritakan pengalamannya memimpin Kota Bitung selama tiga tahun belakangan ini.
Patuh dan Percaya Arahan Pemerintah Pusat
Isu potensi terjadinya inflasi begitu mengkhawatirkan seiring adanya isu krisis global yang akan dirasakan masyarakat dunia.
Wali Kota Bitung, Sulawesi Utara Maurits Mantiri angkat bicara perihal upaya yang dilakukan pihaknya untuk menjaga agar inflasi bisa terkendali.
Maurits mengatakan, setiap pekan pihaknya melakukan rapat terkait persoalan itu bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah Kota Bitung.
"Jadi kita udah tahu setiap minggu kita diundang rapat. Dikasih tahu oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah," kata Maurits, dalam sesi wawancara eksklusif dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di Ruang Ketua DPR RI, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (11/1/2023).
Lebih lanjut, Maurits menuturkan, Pemerintah Kota Bitung mengikuti dengan baik arahan dari Pemerintah Pusat untuk menjaga agar inflasi di wilayahnya bisa terkendali.
"Kita ikut semua, baik dari Forkopimda, maupun Pemerintah Daerah. Dan apa petunjuk dari bapak Presiden (Joko Widodo), Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Keuangan. Kami ikut. Kami manut," ucapnya.
Terkait kepatuhan itu, menurut Maurits, ia berprinsip untuk memercayai apa yang disampaikan Pemerintah Pusat dalam upaya preventif terjadinya inflasi.
Baca juga: Krisis Global Mengkhawatirkan, Wali Kota Bitung Sebut Patuh dan Percaya Arahan Pemerintah Pusat
"Kami prinsipnya tidak boleh menganggap apa yang disampaikan itu tidak benar. Harus percaya dulu apa yang disampaikan benar itu," katanya.
Oleh karena kepatuhannya, Maurits menuturkan, Pemerintah Kota Bitung mendapatkan bantuan dari Kementerian Dalam Negeri untuk tujuh dinas pengampu untuk mengantisipasi inflasi.
"Kami bersyukur memang bahwa kami mendapatkan bantuan. Karena laporan kami untuk tujuh pengampu ini, untuk indeks yang diharapkan Kementerian Dalam Negeri, ini kami ikuti semua," jelas Wali Kota Bitung itu.
Meski demikian, Maurits tidak menjelaskan lebih lanjut terkait berupa apa bantuan tersebut.
Ia kemudian mengungkapkan alasannya patuh terhadap arahan dari Pemerintah Pusat. Hal itu, lanjut Maurits, karena Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpengalaman sebagai Wali Kota.
"Karena kami manut, kami ikuti perintah bapak Presiden. Kan pak Presidwn ini pengalaman sebagai Wali Kota ada juga."
Industri Ikan Kaleng
Maurits Mantiri mengatakan industri ikan kaleng di Indonesia akan menjadi pangsa pasar yang besar jika dibina dengan baik.
Hal tersebut berawal saat Maurits mengungkapkan, industri perikanan menjadi satu dari beberapa sektor unggulan di Kota Bitung.
"Leading sector kita kan, pertama adalah transportasi. Kedua adalah perikanan. Dalam hal ini industri perikanan. Ketiga, hasil pertanian," kata Maurits, di Jakarta, Rabu ini.
Ia kemudian mengatakan, di Indonesia ada 14 pabrik yang memproduksi ikan kaleng.
"Tujuh (pabrik) ada di Kota Bitung," ucapnya.
Baca juga: Wali Kota Bitung Sulawesi Utara Sebut Industri Ikan Kaleng di Indonesia Bisa Jadi Pasar yang Besar
Maurits menuturkan, pabrik-pabrik ikan kaleng tersebut mayoritas menggunakan ikan cakalang dan tuna.
"Jadi kalau pakai rasio 100 persen. 80 persen cakalang. 20 persen ikan tuna. Dan waktu itu saya sempat jadi Production Manager di salah satu pabrik itu," jelas Maurits.
Wali Kota Bitung itu menjelaskan lebih rinci terkait konsumsi ikan yang terhitung berjumlah besar di wilayahnya, yaitu 1400 ton per hari.
"Kita makan ikan cakalang aja hampir 1400 ton setiap hari. Belum pabrik itu, kita 70 ton per hari. Makan ikan cakalang sama ikan tuna," katanya.
Dengan jumlah tersebut, Maurits menyebut, jika pasar ikan kaleng di Indonesia dibina dengan baik, maka Kota Bitung akan menjadi suplier paling besar.
"Kalau orang bilang, Bitung adalah kita cakalang."
Sementara itu, kader PDI Perjuangan itu juga menyebut Kota Bitung juga unggul dalam sektor perkebunan, khususnya komoditas cengkeh dan pala.
"Nah tapi bukan cuma itu. Ada cengkeh juga, ada pala juga hasil ekspor kita," ujarnya.
Menurutnya, jika pasar komoditas ikan, cengkeh, dan pala dari Papua dan Maluku tergabung dengan baik, pasti akan menjadi pangsa pasar yang besar.
"Kalau dilihat, dari Papua dan dari Maluku pasti akan tergabung dan menjaxi pangsa pasar yang besar untuk tiga komoditi itu. Belum lagi rempah-rempah mungkin bisa disuplai dari mana lagi," ujarnya.
"Kita bisa membicarakan itu lebih leluasa ketika kita men-support tentang itu," sambung Maurits.(TIM TRIBUN)