TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Jokowi diyakini akan melakukan reshuffle atau perombakan kabinet dalam waktu dekat.
Jika itu terjadi, dua nama ini disebut bakal masuk kabinet menjadi menteri.
Hal tersebut diungkapkan Pengamat Politik, Agung Baskoro saat melihat ada sejumlah opsi yang bisa diambil Presiden Jokowi untuk menggantikan posisi menteri jika kader NasDem di-reshuffle dari pemerintahan.
Kedua nama yang dimaksud Agung adalah Jenderal TNI (Purn) Andika Perkasa hingga Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra.
Menurut Agung, selain dari kalangan politisi, kalangan profesional hingga purnawirawan TNI juga berpotensi besar mengisi jabatan menteri.
“Menimbang relasi Presiden Jokowi dengan kedua sosok ini sangat baik. Dan secara kompetensi, baik Andika maupun Yusril punya rekam jejak yang mentereng di bidangnya, baik soal Hankam di sisi Andika dan Hukum di sisi Yusril,” ujar Agung, Minggu (15/1/2023).
“Namun pertanyaan mendasarnya mengemuka, Apakah Andika mewakili Nasdem atau profesional sebagaimana Hadi Tjahjanto yang ditunjuk jadi Menteri Agraria dan Tata Ruang pasca-pensiun dari TNI/Panglima,” sambungnya.
Baca juga: Respons Ali Ngabalin soal Sinyal Reshuflle Kabinet Jokowi dan Isu Menteri NasDem akan Disingkirkan
Hal tersebut, kata Agung karena melihat bahwa Presiden Jokowi saat ini cenderung membutuhkan kekuatan politik yang solid.
Lantaran diperkirakan Partai NasDem akan bergabung bersama dengan Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai oposan Pemilu 2024 mendatang.
Bisa dari kalangan profesional
Terpisah, analisa mengenai reshuffle kabinet juga disampaikan oleh Direktur Eksekutif Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA), Herry Mendrofa.
Ia mengatakan bahwa selain politisi, potensi kekosongan kursi menteri dapat diisi oleh kalangan profesional.
Selain Andika Perkasa yang disebutkan tadi, ada juga mantan Ketua Kadin Rosan Roeslani yang juga dinilai bisa menjadi opsi untuk menempati kursi menteri.
“Profesional bisa berasal dari kalangan organisasi pengusaha seperti KADIN, mantan Ketua Kadin seperti Rosan Roeslani,” ujarnya.
Senada, Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin sarankan Presiden Jokowi memilih kalangan profesional jika memang benar akan melakukan reshuffle menteri, khususnya menteri dari Partai Nasdem.
“Ya amannya sih Jokowi, menteri yang dari Nasdem kalau diganti ya mesti dari prosesional,” ujarnya.
Direktur Indonesia Political Review (IPR) ini menjelaskan alasannya menyarankan Presiden Jokowi mencomot kalangan profesional jika menteri dari Nasdem direshuffle.
Hal itu agar tidak memantik keributan antara partai pendukung koalisi dengan pemerintahan.
Sebab, kata dia, saat ini parpol pendukung pemerintahan telah mendapat masing-masing jatah menteri atau kepala lembaga.
“Agar sesama partai dari koalisi tidak berantem, tidak gerutu. Karena ada yang ditambah misalkan atau ada yang tetap,” katanya.
“Kalau parpol kan sudah dapat jatah semua. sudah dapat bagian semua, tentu sesuai dengan koalisi di awal. Partai a dapat sekian, partai b dapat sekian, kan sudah semuanya,” lanjut dia.
Meski reshuffle kabinet merupakan hak prerogatif presiden, Ujang berharap Jokowi tidak hanya melihat dari satu sisi dalam memilih sosok menteri pengganti.
Ia berharap jika nantinya Jokowi memilih kalangan profesional, maka sosok tersebut punya kompetensi dan dapat bekerja dengan baik serta mementingkan kepentingan bangsa dan negara.
“Profesional juga jangan asal profesional, jangan hanya dekat dengan Jokowi. Tapi cari profesional yang betul-betul bisa bekerja dengan baik,” tuturnya.
Isu Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan merombak kabinetnya terus bergulir.
Bahkan muncul kabar menteri dari Partai NasDem bakal direshuffle.
Terdapat tiga menteri dari NasDem yang berada di Kabinet Indonesia Maju.
Mereka yakni, Menteri Komunikasi dan Informatikan Johnny G Plate, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya.
Para Menteri dari NasDem tersebut masih tampak rapat bersama Presiden Jokowi.
Saat ditanya mengenai isu perombakan kabinet mereka menjawab santai.
Baca juga: Jokowi Disarankan Pilih Sosok Profesional Jika Reshuffle Menteri Nasdem, Berikut Alasannya
Seperti Mentan Syahrul Yasin Limpo yang mengatakan bahwa dirinya hanya fokus kerja.
Mengenai reshuffle semuanya diserahkan kepada Presiden.
"Kita ini kan menteri kerja. Kerja aja. Kita di lapangan terus. Semuanya kita serahkan kepada beliau-beliau," kata Syahrul kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (13/1/2023).
Tidak berbeda dengan Syahrul Yasin Limpo, Menteri LHK Siti Nurbaya juga enggan berkomentar banyak mengenai isu rehuffle.
Ia mengatakan soal perombakan kabinet sebaiknya jangan ditanyakan kepadanya.
Termasuk mengenai kabar menteri yang akan direshuffle berasal dari NasDem.
"Ah ngaco aja, jangan tanya saya dong," katanya di Istana.
Sementara itu Menteri Kominfo Johnny Plate pada Ahad 8 Januari lalu mengatakan reshuffle merupakan hak Presiden Jokowi.
Menurut dia, dalam merombak kabinet, presiden selalu mempertimbangkannya dengan matang.
“Bapak Presiden ini kan bukan baru pertama kali jadi presiden ya, sudah sekian lama, sudah dua periode. Dan beberapa kali melakukan reshuffle kabinet pasti setiap kebijakan-kebijakan penting terkait dengan kewenangannya itu sudah dipertimbangkan, dipikirkan dengan baik," kata Johnny di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Minggu (8/1/2023).