Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo ungkap ciri-ciri populasi yang lakukan pernikahan usia anak.
Di antaranya punya anak lebih banyak dengan jarak kelahiran lebih dekat.
Kemudian cenderung terjadi di masyarakat pedesaan dengan pendidikan dan ekonomi rendah.
"Kawin lebih dini, anak lebih banyak, jarak lebih dekat, cenderung di komunitas mereka yang lebih rular, kemudian mereka pendidikan rendah, ketiga mereka ekonomi lebih rendah,"ungkapnya pada siaran MNC Trijaya FM, Sabtu (21/1/2023).
Hasto pun ungkapkan rata-rata usia anak yang lakukan pernikahan anak.
Baca juga: Risiko Pernikahan Dini, Picu Kanker Serviks pada Perempuan
Usia di atas 15 tahun adalah 22 per seribu.
"Jadi 22 perempuan perseribu itu hamil di usia antara 15-19 tahun," paparnya lagi.
Sebenarnya, kata Hasto, data tersebut sudah mengalami penurunan.
"Kalau lihat data 10-15 tahun lalu, perempuan hamil di usia 15-19 itu angkanya sekitar 36 perseribu," katanya lagi.
Lebih lanjut Hasto mengatakan kehamilan di luar nikah menjadi konsekuensi panjang.
Oleh karena itu ia pun menekankan pentingnya pendidikan seksual.
Menurutnya perilaku seks bebas cenderung terjadi karena anak tidak punya pengetahuan soal seksual dan reproduksi.
"Semakin dia melek, semakin tidak berperilaku menyimpang dan tidak berperilaku seks bebas. Maka yang perlu kita publikasi pendidikan seks, bukan pendidikan cara hubungan seks," tegasnya.