TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini fakta dan keajaiban dalam membaca nyaring.
Membaca nyaring merupakan salah satu upaya untuk memenuhi hak asasi manusia dalam berliterasi.
Membaca nyaring ini juga diperingati setiap hari Rabu pertama bulan Februari tiap tahunnya dengan Hari Membaca Nyaring Sedunia atau World Read Aloud Day.
Selain itu, Hari Membaca Nyaring Sedunia juga merupakan ajakan agar kembalinya tradisi membaca dan mempromosikan gerakan literasi, agar terwujudnya manusia yang berkualitas.
Dikutip dari nationaltoday, Hari membaca Nyaring Sedunia ini pertama kali diinisiasi oleh LitWorld yang merupakan organisasi dalam bidang pendidikan, khususnya literasi.
Baca juga: Sejarah Hari Membaca Nyaring Sedunia, Diperingati Rabu, 1 Februari 2023
Fakta Hari Membaca Nyaring Sedunia
- Hari itu global
Terdapat 173 negara yang yang ikut serta dalam World Read Aloud Day.
- Ketimpangan dalam tingkat melek huruf
Afrika Sub-Sahara memiliki tingkat melek huruf terburuk di dunia dan Asia Selatan berada di urutan kedua.
- Tingkat literasi terus meningkat
Menurut Unesco, tingkat melek huruf dunia telah meningkat 5 persen setiap dekade sejak tahun 1950.
- Buku anak-anak bersifat religius
Buku anak-anak pertama yang ditulis oleh pendeta John Cotton adalah 'Spiritual Milk for Boston Babes'.
Buku itu merupakan katekismus dan dirilis di Amerika Serikat (AS) tahun 1656.
- Audible adalah pemutar buku audio digital pertama
Audible merupakan perusahaan independen yang mengizinkan anggotanya untuk mengunduh audio dan buku hingga dua jam, tahun 1997.
Keajaiban membaca nyaring
Dikutip dari badanbahasa.kemdikbud, terdapat lima keajaiban dalam membaca nyaring, antaralain:
1. Anak-anak, yang latar belakang apa pun, yang selalu aktif dibacakan buku-buku dengan nyaring setiap hari, capaian berprestasinya setahun lebih baik daripada anak-anak yang tidak pernah memperoleh pengalaman dibacakan buku dengan nyaring.
Hal itu menunjukkan bahwa membacakan nyaring kepada anak akan mengondisikan anak-anak kita memiliki motivasi dan kemampuan yang baik dalam berprestasi, baik berprestasi dalam konteks akademik maupun nonakademik.
2. Terdapat sebuah kata mutiara dari buku 'Read Aloud' dari Jim Trealese.
“Sekalipun engkau memiliki berpeti-peti emas. Sekalipun engkau memiliki berpundi-pundi harta. Yakinlah, engkau tidak akan lebih kaya dariku. Kenapa? Karena aku memiliki ibu (orang tua) yang selalu membacakanku buku.”
Anak-anak sangat membutuhkan aktivitas dibacakan dengan nyaring, agar pengalaman dan pengetahuan menambah.
Membacakan nyaring yang dilakukan orang tua pun menjadi harta terbaik bagi anak-anak.
3. Warisan yang sangat berharga yang dapat diberikan pada anak-anak kita adalah read aloud atau membacakan nyaring buku.
Kita akan sadar kekayaan yang harusnya kita wariskan kepada anak-anak kita sejak usia dini.
4. Tidak ada suara yang begitu menakjubkan bagi anak-anak selain suara dari orang tua dan guru dalam melafalkan serta membacakan nyaring buku kepada mereka.
Secara psikologis, anak-anak akan tertarik untuk membaca nyaring jika terbiasa mendengar orang btua atau guru membacakan.
5. Dalam perkembangan anak pada mulanya mereka menjadikan buku untuk bermain, seperti untuk bermain mobil-mobilan.
Dari situlah anak-anak kemudian tertarik dengan buku dan mulai memperhatikan gambar serta tulisan dalam buku.
Hal itupun membuatnya penasaran dan akhirnya meminta orang tua atau gurunya untuk membaca buku dengan nyaring.
Kebutuhan anak terhadap buku-buku yang dibacakan terbentuk secara psikologis dan sosiologis.
Untuk itu, membacakan nyaring pun sesungguhnya kebutuhan mendasar anak-anak yang harus dipenuhi oleh orang tua dan guru.
(Tribunnews.com/Pondra Puger)