Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Arifki Chaniago menilai pertemuan NasDem dan Golkar hari ini menyebabkan wacana resuffle kabinet menjadi redup.
"Pertemuan Ketua Umum NasDem, Surya Paloh dengan Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto menyebabkan wacana resuffle kabinet berubah menjadi redup di Rabu Pon," kata Arifki dalam keterangannya, Rabu (1/2/2023).
Perbincangan pertemuan kedua partai ini dinilai Arifki lebih mendapatkan sorotan dari pada isu reshuffle kabinet yang dugaannya bakal memperoleh perhatian utama.
Pria yang juga merupakan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic menyatakan ada beberapa hal yang melatarbelakangi Rabu Pon 1 Februari 2023 gagal menjadi momentum reshuffle kabinet.
Pertama, pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Surya Paloh beberapa waktu lalu telah menghasilkan kesepakatan yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.
"Asumsinya, menteri dari NasDem di pertahankan, lalu NasDem bakal menjaga Jokowi sampai dengan tahun 2024," katanya.
Kedua, Jokowi kehilangan partai politik yang bisa diajak kompromi jika NasDem dikeluarkan dari pemerintahan.
Baca juga: Surya Paloh Temui Airlangga Hartarto, Sekjen Golkar Bantah Bahas Reshuffle Kabinet
Meskipun Jokowi kader PDI-P, ia lebih mudah membangun kesempatan dengan NasDem dan Golkar. Pilihan mempertahankan NasDem langkah Jokowi menjaga keseimbangan politik di sekelilingnya.
“Golkar-NasDem ini ibarat ibu dan anak. Sepertinya Bang Surya Paloh sangat tahu sekali kemana harus bertemu jika ada teman koalisi yang tidak menerimanya," kata Arifki.
"Bang Surya yang memiliki romantisme sejarah yang kuat dengan Golkar tentu lebih mudah untuk memperoleh dukungan, apalagi keduanya sama-sama partai pendukung pemerintahan Jokowi”, tambahnya.
Sebelumnya isu Jokowi akan melakukan reshuffle kabinet terus bergulir.
Jokowi disebut akan melakukan reshuffle pada Rabu hari ini, karena bertepatan dengan Rabu Pon berdasarkan penanggalan Jawa. Jokowi punk erap melakukan reshuffle pada Rabu Pon.