News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polisi Tembak Polisi

Vonis Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, Pesan Kubu Brigadir J: Majelis Hakim Harus Berani

Penulis: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

kolase foto Ferdy Sambo, ilustrasi vonis hakim dan Putri Candrawathi. Hadapi Vonis, Pasutri Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Siapkan Mental hingga Berserah pada Hakim

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasutri Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi akan menjalani sidang vonis pada Senin (13/2/2023) mendatang.

Keduanya harus siap mendengarkan vonis atau putusan dari majelis hakim atas perkara pembunuhan Brigadir J.

Kubu Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi pun berharap hakim memberikan vonis yang lebih ringan dari tuntutan jaksa.

Diketahui dalam sidang tuntutan, Ferdy Sambo dituntut seumur hidup penjara.

Sementara sang istri, Putri Candrawathi dituntut 8 tahun penjara.

Majelis Hakim Bacakan Vonis Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Senin 13 Februari 2023

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan akan menjatuhkan putusan atau vonis terhadap terdakwa Putri Candrawathi atas perkara tewasnya Brigadir J, pada sidang pekan mendatang.

Agenda sidang putusan itu dijadwalkan setelah seluruh proses persidangan terhadap Putri Candrawathi sudah selesai dilaksanakan.

Kekinian, kubu dari Putri Candrawathi membacakan duplik atau respons atas replik jaksa penuntut umum (JPu) terkait tuntutan 8 tahun penjara.

"Setelah dibacakan duplik, maka tibalah saatnya majelis hakim akan mengambil putusan terhadap terdakwa yakni pada tanggal 13 Februari 2023. Kepada terdakwa diperintahkan kembali ke dalam tahanan," kata Ketua Majelis Hakim PN Jakarta Selatan Wahyu Iman Santoso, dalam sidang Kamis (2/2/2023).

Jelang Vonis Kubu Putri Candrawathi Berserah pada Majelis Hakim

Pengacara Putri Candrawathi, Febri Diansyah mengungkapkan harapannya jelang sidang vonis bagi terdakwa kasus pembunuhan berencana Brigadir J, Putri Candrawathi yang akan digelar pada Senin (13/2/2023) mendatang.

Febri mengatakan, seluruh ikhtiar sudah dilakukan pihaknya untuk membela Putri Candrawathi yang terlibat kasus pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J.

Mulai dari sidang pertama yakni berupa dakwaan, sidang pembuktian, hingga fase terakhir yakni sidang duplik.

"Seluruh ikhtiar sudah kami lakukan, mulai dari sidang pertama, dakwaan, pembuktian sampai dengan duplik. Duplik ini fase terakhir sebenarnya yang dilakukan oleh tim penasehat hukum," kata Febri dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Kamis (2/2/2023).

Terdakwa sekaligus istri dari mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo yakni Putri Candrawathi dalam sidang beragendakan membacakan duplik dalam persidangan, Kamis (2/2/2023) di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan. (Rizki Sandi Saputra)

Kemudian sisanya Febri akan menyerahkan semua kasus ini dan vonis bagi Putri Candrawathi nantinya kepada majelis hakim.

Febri hanya mengharapkan, majelis hakim benar-benar menjatuhkan putusannya dengan adil dan berdasarkan fakta persidangan.

Bukan berdasarkan hal lain maupun pengaruh pihak lainnya.

"Sisanya tentu kami serahkan sepenuhnya pada majelis hakim, dengan tetap berharap, kami harapannya tidak muluk-muluk. Kami harap majelis hakim benar-benar menjatuhkan putusan yang adil berdasarkan fakta persidangan."

"Bukan berdasarkan hal-hal yang lain, termasuk juga bukan berdasarkan pengaruh pihak lainnya," terang Febri.

Hal tersebut menjadi penting menurut Febri karena menjaga independensi hakim sama juga dengan menjaga kewibawaan peradilan di tanah air ini.

Sehingga ia berharap hakim bisa menjatuhkan vonis kepada Putri Candrawathi tanpa adanya pengaruh atau intervensi pihak manapun.

Serta majelis hakim harus bisa memutuskan vonis hukuman secara adil dan merdeka sesuai UU Kekuasaan Kehakiman.

"Ini yang perlu kita jaga bersama-sama, karena kita sedang menjaga kewibawaan peradilan ini."

"Jadi jangan sampai ada pengaruh, intervensi atau apapun juga, karena majelis hakim harus memutus secara adil dan secara merdeka juga, sesuai dalam UU Kekuasaan Hakim," pungkasnya.

Datang ke PN Jakarta Selatan, Pendukung Berharap Hakim Vonis Bebas Putri Candrawathi

Pendukung bernama Neni Arsjad asal Jakarta Pusat berharap bahwa terdakwa perkara pembunuhan berencana Putri Candrawathi bisa dibebaskan dari pidana delapan tahun penjara.

Adapun harapan tersebut disampaikan Neni setelah menyaksikan jalannya persidangan terdakwa Putri Candrawathi dalam agenda duplik di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (2/2/2023).

"Mudah-mudahan insyaallah di tanggal 13 pembacaan vonis saya hadir. Mengenai tuntutan delapan tahun itu tidak tidak sesuai menurut saya mudah-mudahan majelis hakim bisa memberikan keputusan yang seadil-adilnya harapannya sih bisa bebas," kata Neni kepada awak media di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (2/2/2022).

Neni melanjutkan sehingga beliau bisa kembali ke keluarganya dan anak-anaknya.

"Saya secara pribadi tidak mengenal beliau saya tidak mengenal siapapun di sini, tapi saya selalu mengikuti sidang," jelasnya.

Neni juga mengungkapkan mengapa dirinya mendukung terdakwa Putri Candrawathi. Menurut penuturannya karena Putri Candrawathi sepanjang persidangan tidak ada yang membela.

"Mengapa saya begitu mendukung karena tidak ada perempuan baik dari ahli tidak ada yang membela. Saya di sini bukan membela tapi memberitahu bahwa perempuan itu harus kuat, harus bisa berbicara apapun itu dan disuarakan," tegasnya.

Neni pendukung Putri Candrawathi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (2/2/2023). (Tribunnews.com/Rahmat W Nugraha)

Pesan Kubu Keluarga Brigadir J: Bacakan Vonis untuk Putri Candrawathi, Majelis Hakim Harus Berani

Penasihat Hukum keluarga Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Martin Simanjuntak menyoroti 'jelang sidang vonis' para terdakwa yang akan digelar pekan depan.

Terkait terdakwa Putri Candrawathi, ia berharap Majelis Hakim berani dan bijaksana dalam menjatuhkan putusan atau vonis terhadap istri Ferdy Sambo itu.

"Khusus untuk Putri Candrawathi, saya pikir Majelis Hakim harus berani dan bijaksana ya," kata Martin, dalam tayangan Kompas TV, Senin (6/2/2023).

Menurutnya, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan oleh Majelis Hakim sebelum menjatuhkan vonis tersebut.

Satu di antaranya adalah kesimpulan Jaksa Penuntut Umum (JPU) bahwa terdakwa melakukan perselingkuhan dengan Brigadir J, bukan mendapatkan pelecehan seksual.

"Bahwa berdasarkan kesimpulan Jaksa Penuntut Umum, Putri Candrawathi ini tidak diperkosa, melainkan berselingkuh ataupun melakukan perselingkuhan," jelas Martin.

Putri Candrawathi saat membacakan nota pembelaan dalam sidang, Rabu (25/1/2023) (kiri). Foto Putri Candrawathi dan Brigadir J (kanan). (YouTube Tribunnews.com/ISTIMEWA)

Kesimpulan JPU tersebut pun juga terkait dengan indikasi adanya hubungan perselingkuhan 'di bawah relasi kuasa'.

Keluarga Brigadir J pun menolak tuduhan Putri Candrawathi terkait adanya pelecehan seksual.

"Yang mungkin saja menurut Jaksa, (perselingkuhan ini dilakukan) di bawah relasi kuasa, dan juga keluarga korban menolak (tuduhan pelecehan seksual)," tegas Martin.

Ferdy Sambo Siapkan Mental Hadapi Vonis Hakim

Kuasa hukum Ferdy Sambo, Rasamala Aritonang menyatakan, kliennya siap menghadapi sidang vonis atau putusan yang digelar pada 13 Februari mendatang.

Ia menyebut, mantan kadiv propam siap menerima apapun putusan yang dijatuhkan hakim.

"Apapun keputusannya itu harus siap menerima dan saya pikir Beliau (Sambo) juga sudah menyiapkan mentalnya," kata Rasamala usai pembacaan duplik di PN Jakarta Selatan, Selasa (31/1/2023), yang dikutip dari Kompas TV.

Rasamala menyebut, sejak awal persidangan Ferdy Sambo fokus mengupayakan semaksimal mungkin yang bisa dilakukan dalam rangka mempertahankan hak-haknya sebagai terdakwa.

"Jadi lebih jauh sebenarnya juga mungkin juga sudah menyiapkan (mental) keluarga dan seterusnya," imbuh dia.

Harap Vonis Ferdy Sambo Jernih Tanpa Tekanan

Pihaknya pun berharap hakim dapat mempertimbangkan secara jernih putusan perkara pembunuhan Brigadir J.

Terlebih disebutkan Rasamala, keputusan perkara ini menentukan nasib kehidupan keluarga Ferdy Sambo.

"Jangan ada tekanan jangan ada upaya untuk mempengaruhi supaya betul-betul Hakim bisa memutuskan secara adil sekali lagi perkara ini perkara yang sangat serius dan menentukan nasib dan jalan kehidupan bagi seorang terdakwa istrinya juga keluarganya," harap Rasamala.

kolase foto Ferdy Sambo. (Tribunnews.com)

Harap Vonis Ferdy Sambo Lebih Rendah dari Tuntutan Jaksa

Sementara itu, kuasa hukum Ferdy Sambo, Rasamala Aritonang berharap, hakim akan memberikan putusan yang seadil-adilnya untuk terdakwa.

"Kami yakin, hakim akan mempertimbangkan sebaik-baiknya, semua hal yang sudah disajikan dalam persidangan."

"Tentu kami berharap, hakim tidak menutup hanya pada satu pihak, kemudian meninggalkan pihak lain," kata Rasamala Aritonang, dikutip dari kanal YouTube Kompas TV, Selasa.

"Kami berharap bisa berdiri secara objektif, mengambil keputusan yan adil untuk masyarakat, bukan hanya untuk korban tetapi juga terdakwa," imbuhnya.

Rasamala pun berharap, vonis yang diberikan hakim untuk kliennya bisa lebih ringan dari tuntutan jaksa.

"Vonisnya tentu lebih ringan-lah daripada tuntutan jaksa," ungkapnya. (tribun network/thf/Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini