TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden RI Maruf Amin meminta selektif saat memberikan donasi penanganan gempa Cianjur pada lembaga dan organisasi yang sudah jelas legalitasnya.
Hal itu terkait dengan temuan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terkait dugaan penggalangan donasi sebagai sumber pendanaan terorisme itu berada di Cianjur.
Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi pun menanggapi penggalangan dana ilegal seperti bencana Cianjur yang mencapai triliunan.
Baca juga: Gelar Konsolidasi, Partai Garuda Targetkan Menang Besar di Papua Pegunungan
Selain untuk memperkaya diri sendiri dana itu juga untuk membiayai terorisme.
Menurut Teddy, penggalangan donasi untuk bencana sudah menjadi perhatian banyak pihak.
Dimana, ketika ada musibah berbondong-bondong orang-orang memanfaatkan baik di jalan raya atau mendatangi rumah atau kantor meminta sumbangan mengatasnamakan musibah.
"Tidak jelas pendataannya," kata Teddy dalam keterangan tertulis, Selasa (21/2/2023).
Ke depan, Teddy meminta untuk menampung sumbangan hanya lembaga atau rekening resmi yang sudah ditunjuk pemerintah.
"Jika ada diluar itu, dapat dipastikan ilegal, langsung ditangkap dan diproses secara hukum. Jangan sampai larangan hanya sekedar larangan," kata Teddy.
Jubir Partai Garuda itu menilai cara-cara meminta sumbangan dengan memanfaatkan kepedulian masyarakat, adalah cara mudah bagi para teroris untuk mengeruk dana.
Baca juga: Partai Garuda Nilai Tak Ada Hubungan Perppu Cipta Kerja dengan Putusan MK
"Maka jangan beri ruang, segera eksekusi ketika ada pihak yang meminta bantuan atas nama musibah. Sudah dapat dipastikan itu bukan untuk yang terkena musibah," imbuhnya.
Dikutip dari TribunJabar, Wakil Presiden KH Maruf Amin meminta agar selektif dalam memberikan donasi bagi penanganan gempa bumi Cianjur pada lembaga dan organisasi yang sudah jelas legalitasnya.
"Ya, sekarang tentunya pencegahan dan seluruh aliran donasi agar diawasi dan diperketat. Salurkan kepada lembaga atau organisasi yang jelas legalitasnya," kata KH Maruf Amin seusai menghadiri acara Istighosah Akbar di Masjid Agung, Cianjur, Minggu (19/2/2023).
Bupati Cianjur Herman Suherman mengaku menyayangkan adanya kelompok teroris yang memanfaatkan kondisi bencana gempa Cianjur untuk menggalang dana.