News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ganjar Bakal Adaptasi Instalasi Pemanen Air Hujan yang Digagas Kagama di Jawa Tengah

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Pondok Pesantren Syaichona Cholil Balikpapan, Rabu (22/2/2023).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ingin mengadaptasi teknologi instalasi pemanen air hujan yang digagas Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) Kalimantan Timur (Kaltim) untuk mengatasi kemiskinan di Jateng.

Ganjar yang merupakan Ketua Umum PP KAGAMA menjelaskan, pihaknya membangun instalasi pemanen air hujan dengan teknologi empat saringan bernama GAMA Rain Filter.

Ganjar mengatakan, alat ini mengubah air hujan menjadi air bersih yang bisa dikonsumsi.

Instalasinya sendiri menggunakan tiga komponen dasar, yakni filter yang ditempatkan paling tinggi untuk meraih air hujan, kemudian pipa yang terhubung sebagai tempat mengalirnya air, lalu tandon yang berfungsi sebagai penadah air tersebut.

Sejauh ini teknologi dari UGM itu sudah dipasang di beberapa tempat. Di antaranya di Pondok Pesantren Syaichona Cholil Balikpapan, SMPIT Istiqamah YPAITB Balikpapan, daerah Kecamatan Sepaku, hingga Desa Karya Jaya di Kabupaten Kutai Kartanegara.

Baca juga: Sri Mulyani: Jokowi Prioritaskan Program Penurunan Kemiskinan Ekstrem Nol Persen Tahun 2024

"Ini mau kita adopt nih di beberapa tempat yang memang sulit air di Jawa Tengah ya saya lagi genjot. Penanggulangan kemiskinan kan salah satu komponennya air bersih," kata Ganjar di Pondok Pesantren Syaichona Cholil Balikpapan, Rabu (22/2/2023).

Menurut Ganjar, teknologi instalasi pemanen air hujan merupakan salah satu solusi kekeringan bagi wilayah sulit air di Jateng.

Jika air bersih dapat dijangkau masyarakat di daerah tersebut, Ganjar optimis angka kemiskinan menurun.

Baca juga: Ganjar Pranowo Koordinasi dengan 17 Bupati di Jateng Percepat Penanganan Kemiskinan Ekstrem

"Ketika PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) tidak bisa masuk, saya kira ini perlu dicontoh," ujar Ganjar.

Terlebih lagi, Ganjar menyebut teknologi ini tergolong murah dan dapat dijangkau. Ganjar mengatakan, satu instalasi yang dipasang hanya menghabiskan Rp3 juta dan manfaatnya akan banyak dirasakan masyarakat.

"Maka kemudian ada teknologi tepat guna, gampang banget, instalasinya sederhana, biaya ngga mahal dan kita tidak dibebani biaya royalty paten yang dimiliki UGM, kalau untuk sosial beres, ternyata beres," ungkap Ganjar.

Ganjar pun berterima kasih kepada rekan-rekan KAGAMA yang telah memasang instalasi tersebut.

Dia pun berharap, nantinya dapat diadaptasi dengan lancar dan mengentas kemiskinan.

Baca juga: Rapat di DPR, Mensos Risma Buka Suara soal Anggaran Kemiskinan Rp 500 Triliun Habis Buat Rapat

"Saya terimakasih kepada teman-teman UGM, terima kasih kepada Pemda Kaltim, KAGAMA yang guyub rukun migunani itu berjalan. Guyub dengan masyarakat, dengan anggota, dan migunani berguna untuk masyarakat dalam teknologi-teknologi tepat guna," terangnya.

Sementara itu, Ketua KAGAMA Kaltim Didi menjelaskan kekeringan adalah masalah sosial yang kerap ada di Indonesia sepanjang tahun.

Sebab itu, Didi menyebut air hujan adalah anugrah yang bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kemaslahatan masyarakat.

"Sedangkan air hujan yang begitu sehat, begitu banyak karena daerah ekuator, kita tambah dengan alat filter yang memang menjadi paten UGM. Ini namanya GAMA Rain Filter yang air hujan itu disaring dengan tiga filter," katanya.

Di bawah kepemimpinan Ganjar, angka kemiskinan berhasil turun setiap tahun. Di September 2020, jumlah penduduk miskin Jateng sebanyak 4,119 juta orang (11,84 persen), lalu September 2021 turun lagi menjadi 3,934 juta orang (11,25 persen), dan bulan Maret 2022 turun jadi 3,831 juta orang (10,93) persen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini