TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komandan Pussenif TNI AD Letjen TNI Anton Nugroho memaparkan konsep strategi pertahanan darat yang dapat dipakai untuk mempertahankan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Konsep strategi yang dapat diterapkan untuk pertahanan IKN, kata dia, adalah penyiapan gelar pertahanan darat untuk melindungi IKN secara proporsional sampai dengan radius 120 Km.
Kekuatan defensif, kata dia, harus lebih besar dari kekuatan ofensif.
Terdapat tiga perimeter dalam konsep tersebut yakni radius 50 Km, radius 50 sampai 100 Km, dan radius yang paling luar di atas 120 Km.
Untuk radius di bawah 50 Km perbandingan defensif dan ofensif yang digelar yakni 80:20.
Hal tersebut disampaikannya dalam Webinar bertajuk Setahun Perang Rusia-Ukraina: Pembelajaran Bagi Strategi Pertahanan Darat Indonesia di kanal Youtube LAB 45 pada Kamis (23/2/2023).
"Digelar satuan arhanud rudal, satuan infantri PAM (pengamanan) ibu kota, satuan Penerbad (penerbang TNI AD), dan pesawat terbang tanpa awak, serta satuan siber," kata dia.
Sedangkan radius 50 sampai 100 Km perbandingan defensif dan ofensifnya, kata dia, adalah 60:40.
Di sana, kata dia, digelar satuan Arhanud meriam, satuan Armed roket, dan satuan kavaleri MBT (tank).
"Sedangkan radius di atas 120 Km perbandingan defensif dan ofensif adalah 50:50. Di mana di situ digelar satuan Infantri mekanis, satuan Infantri ringan, satuan Kavaleri intai, dan satuan Armed meriam," kata dia.
Untuk melindungi IKN, kata dia, kuncinya adalah agar penguasaan IKN tetap di tangan Indonesia dan upaya agressor untuk menduduki IKN dapat dihancurkan.
Dalam perspektif militer, kata dia, strategi yang dilaksanakan adalah melindungi wilayah laut IKN dari serangan udara dan tembakan laut.
Baca juga: Pemindahan IKN, Presiden Jokowi: Pemerataan Pembangunan Kini Indonesia Sentris
Selain itu, kata dia, juga memastikan kota-kota yang menjadi penghubung strategis menuju IKN seperti Samarinda, Tenggarong, Balikpapan, Kandangan, tidak dikuasai musuh.
Kemudian, kata Anton, yakni dengan menetralisir unsur-unsur manuver depan kekuatan darat, laut, dan udara musuh.
"Terus menetralisir unsur-unsur pendukung musuh seperti logistik, siber, pasukan cadangan dan sebagainya. Melaksanakan serangan balas atau counter offensive sehingga musuh keluar dari ZEE," kata dia.