News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pesawat Susi Air Dibakar di Papua

Pihak Susi Air: Kelompok Penyandera Tidak Komunikasi Apapun Kepada Perusahaan

Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perwakilan Susi Air, Donal Fariz, usai konferensi pers di SA Residence Jakarta Timur pada Rabu (1/3/2023).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perwakilan Susi Air, Donal Fariz, mengatakan saat ini pihaknya masih menunggu informasi yang disampaikan tim-tim yang berada di lapangan dan melakukan screening informasi kepada pihaknya perihal penyanderaan pilot Susi Air, Captain Phillip Mark Mehrtens.

Telah 22 hari berselang sejak pembakaran pesawat Susi Air di Distrik Paro Kabupaten Nduga Papua, kata dia, informasi yang diterima pihaknya saat ini cenderung satu arah.

Pihaknya, kata dia, juga tidak mendapatkan seluruh informasi terkait penyanderaan Phillip.

Begitu juga dari Duta Besar Selandia Baru yang telah ditemui pihaknya kemarin, kata dia, Susi Air hanya mendapat informasi yang kurang lebih sama dengan yang diperoleh pihaknya.

"Tapi satu hal yang pasti, kelompok penyandera tidak mencoba atau tidak melakukan komunikasi apapun kepada perusahaan. Jadi zero komunikasi saat ini antara kelompok penyandera dengan kami," kata Donal usai konferensi pers di SA Residence Jakarta Timur pada Rabu (1/3/2023).

Baca juga: Pihak Susi Air Harap Institusi Negara Tak Lelah Berjuang Bebaskan Pilot yang Disandera KKB Papua

"Sehingga tidak ada permintaan-permintaan tertentu yang lazimnya kelompok penyandera itu sering, ransum, dan lain-lain. Sampai dengan saat ini tidak ada komunikasi, tidak ada informasi," sambung dia.

Bahkan, kata dia, pihak Susi Air mendapatkan foto-foto dan video-video terkait keberadaan Phillip yang disandera KST dari jurnalis.

Baca juga: Panglima TNI Sebut KKB Penyandera Pilot Susi Air Berbaur dengan Masyarakat: Kami Harus Hati-hati

Ia menduga, hal tersebut dilakukan kelompok penyandera agar memperoleh legitimasi secara publik.

"Sepertinya mereka membawa dan menggiring narasi ini agar kemudian memperoleh legitimasi secara publik," kata dia.

Sebelumnya, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menjelaskan soal kendala penyelamatan pilot Susi Air, Capten Philips Mark Mehrtens yang kini disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.

Yudo menyebut, KKB yang menyandera Philips bercampur dengan penduduk.

Untuk itu, aparat harus hati-hati melakukan operasi penyelamatan Philips.

"Diusahakan dicari karena tentunya di dalam situasi seperti ini mereka ini kan bercampur dengan masyarakat sehingga TNI harus hati-hati di dalam melaksanakannya tugasnya atau menyelamatkan itu," kata Yudo di Mako Paspampres, Jakarta Pusat, Senin (26/2/2023).

Yudo menjelaskan, KKB memakai strategi berpindah-pindah titik dan berbaur dengan warga.

"Kita optimalkan prajurit yang ada di sana karena yang kita hadapi bukan musuh yang tetap dan bisa berhadapan, bukan. Jadi gerombolan yang tempatnya berpindah-pindah dan bersama-sama dengan penduduk, nah ini kan tidak mudah ngambil dari penduduk ini," tuturnya.

Baca juga: 3 Minggu Disandera KKB, Pilot Pesawat Susi Air Kapten Philips Makan Ubi

Yudo mengaku tak ada target waktu tertentu untuk menyelamatkan Philips.

Pasalnya, kondisi di lapangan tidak mudah lantaran KKB berlindung di masyarakat.

"Mereka (KKB) berlindung selalu dengan masyarakat, malah dengan anak-anak, ya kita usahakan ya sedapat mungkin kita laksanakan secara persuasif, ya kita tidak mau masyarakat menjadi korban karena itu," tandas Yudo.

Sebelumnya, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) sempat menawarkan sistem barter antara Pilot Susi Air, Kapten Philips Max Marthin dengan senjata dan uang.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ignatius Benny Ady membenarkan sempat adanya penawaran tersebut dari kelompok pimpinan Egianus Kogoya.

Baca juga: KKB Minta Senjata dan Uang untuk Dibarter dengan Pilot Susi Air, Polri: Tidak Masuk Akal

"Sempat ada penyampaian demikian (barter pilot Susi Air dengan uang dan senjata)," kata Benny saat dihubungi, Jumat (24/2/2023)

Namun, lanjut Benny, penawaran barter itu ditolak oleh jajaran TNI-Polri karena tidak masuk akal.

"Namun TNI-Polri tidak tanggapi, hal itu tidak masuk akal," ucapnya.

Sebelumnya, Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa menyampaikan perkembangan pencarian Pilot Susi Air Capt. Philip Mark Mehrtens di Mako Lanud Yohanis Kapiyau pada Kamis (16/2/2023).

Baca juga: Pilot Susi Air Disandera, Lemhannas: Tak Ditemukan Keterkaitan Dengan Penahanan Gubernur Papua 

Saleh didampingi Kabinda Papua Mayjen TNI Gustav Agus Irianto, Danrem 172/PWY Brigjen TNI JO Sembiring, Danpas III Brimob Brigjen Pol Gatot dan Danlanud Mimika Letkol Pnb Slamet Suhartono.

Pada kesempatan tersebut, Saleh mengatakan sampai saat ini upaya penyelamatan Capt. Philip masih dilakukan dengan pendekatan dialog atau soft approach yang dilakukan oleh tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat, dan Pemerintah Daerah Nduga.

Namun demikian, kata dia, mengingat terbatasnya waktu, aparat TNI-Polri punya standard operasi yang harus dijalankan dalam upaya penegakan hukum agar persoalan tersebut tidak berlarut.

Salah satu hal yang menjadi standard yakni terkait batas waktu.

"Saya tidak bisa sampaikan dan ungkapkan waktunya karena ini suatu hal yang dirahasiakan. Tetapi apabila tiba waktunya, maka TNI Polri akan melakukan penegakan hukum secara terukur, terpilih dan terarah," kata Saleh dalam keterangan resmi Penerangan Kodam XVII Cenderawasih pada Kamis (16/2/2023).

Saleh juga menegaskan kesiapan pihaknya.

Baik aparat TNI maupun Polri yang sudah terpilih dan terseleksi akan melaksanakan tugasnya dengan terukur, terpilih dan terarah.

"Kita sudah bekali dan sudah diberikan arahan tentang hal-hal yang harus dilakukan dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan," kata Saleh.

"Antara lain penegakan HAM, jadi jangan diragukan apabila nanti tindakan ini dilakukan, kita tidak keluar dari rambu-rambu HAM," sambung dia.

Untuk itu, selaku Pangdam XVII/Cenderawasih ia sudah menunjuk Danrem 172/PWY Brigjen TNI JO Sembiring sebagai Dankolaksops TNI untuk memimpin pelaksanaan operasi tersebut dan bersinergi dengan Satgas Damai Cartenz pimpinan Kombes Pol Faisal.

Secara teknis dan taktis, kata dia, operasi tersebut sudah dipersiapkan.

Pihaknya, kata dia, telah melakukan koordinasi dan komunikasi dengan kedutaan Selandia Baru.

Sampai saat ini, komunikasi dan koordinasi tersebut berlangsung dengan baik.

Bahkan, kata dia, pihak Kedutaan Selandia Baru sangat mendukung apa yang dilakukan TNI Polri dalam penegakan hukum.

"Namun upaya penyelamatan nyawa Pilot Philip Mark Mahrtens ini menjadi prioritas utama. Yang kita hadapi ini sebenarnya bukan pelaku dari kelompok separatis, namun pelaku teroris yang melakukan upaya-upaya pelanggaran kriminal," kata dia.

"Oleh karenanya itu kita TNI-Polri harus melakukan operasi penegakan hukum," sambung dia.

Di tempat yang sama, Danrem 172/PWY Brigjen TNI JO Sembiring mengatakan aparat akan mengerahkan sumber daya yang dimiliki TNI dan Polri termasuk BIN dan yang lainnya.

Personel Damai Cartenz dan Kopasgat, kata dia, telah mengamankan Bandara Paro.

"Saat ini situasi di Paro Nduga sudah tidak ada masyarakat, tetapi Bandara sudah diamankan dan bisa digunakan," kata Sembiring.

"Bagi yang menghalangi-menghalangi atau tidak mendukung terhadap kegiatan yang dilakukan penegakan hukum oleh TNI-Polri berarti bagian dari teroris tersebut," sambung dia

Sementara itu, Danpas III Brimob Brigjen Pol Gatot mengungkapkan keterlibatan Brimob dalam rangka mendukung pencarian Pilot Susi Air dan terus melaksanakan pencarian dalam rangka penegakan hukum seperti TNI yang juga memiliki batas waktu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini