Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Farida, seorang tenaga kerja wanita (TKW) tewas dibunuh Wowon Erawan alias Aki Banyu cs dengan cara diberi kopi beracun hingga dicekik.
Ironisnya, Farida ternyata sempat melihat para tersangka pembunuhan berantai itu sedang menggali lubang yang merupakan kuburan untuk dirinya.
Hal tersebut terungkap dalam rekonstruksi yang digelar Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya di rumah kontrakan di Desa Kertajaya, Cianjur, Kamis (2/3/2023).
Peristiwa itu terjadi pada Februari 2021.
Wowon cs mulai merencanakan pembunuhan kepada Farida setelah pulang bekerja dari Arab Saudi karena menagih janji penggandaan uang.
Wowon yang berperan sebagai sosok yang dianggap sakral itu memerintahkan Solihin alias Duloh dan M Dede Solehudin menggali lubang di rumah yang ditinggali Farida selama enam hari lamanya.
Baca juga: Istri Minta Tobat, Begini Reaksi Wowon si Pembunuh Berantai Saat Rekonstruksi di Cianjur
"Yeni dan Farida ikut melihat saat Dede dan Duloh menggali lubang," kata Kanit 2 Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Kompol Eko Barmula.
Pada Juli 2021, Duloh mulai melancarkan perintah Aki Banyu dengan meracik kopi yang dimasukan racun tikus.
Saat itu, Farida yang mengaku lemas langsung diperintahkan untuk tidur oleh Duloh.
Di situ, mulut Farida mulai mengeluarkan busa.
Bukannya ditolong, Duloh malah mencekik Farida selama 30 menit hingga korban meninggal dunia.
Baca juga: Detik-Detik Wowon Minta Duloh Bunuh Anaknya: Kuburan Ditutup Kandang Ayam
"Duloh mencekik korban Farida dengan tangan kanan, tangan kiri menutup hidung dan mulut dengan diperkuat dengkul kiri menekan tangan kiri korban dan kaki kanan menekan tangan kanan korban selama 30 menit," kata Eko.
Setelah meninggal, Duloh lantas menggendong Farida untuk dikuburkan di dalam lubang yang sudah disiapkan sebelumnya.
Karena berat, akhirnya Farida pun diseret menuju lubang galian.
"Duloh memasukan 6 karung tanah dan galian tanah ke dalam lubang. Setelah semuanya masuk dan dibersihkan, Duloh meratakan dengan tanah galian setelah rata diberesin dengan keramik baru," jelasnya.
Baca juga: Istri Wowon Menangis saat Saksikan Rekonstruksi Kasus Pembunuhan Berantai
Untuk informasi, Polda Metro Jaya menangkap tiga tersangka pembunuhan berantai di Bekasi hingga Cianjur, Jawa Barat.
Mereka adalah Wowon Erawan alias Aki Banyu, Solihin alias Duloh dan Muhammad Dede Solehudin.
Total ada sembilan orang yang tewas yang terdiri dari tujuh orang keluarga yakni Halimah, Ai Maemunah, Ridwan Abdul Muiz, M Riswandi, Wiwin Winarti, Noneng, dan Bayu (2).
Sementara dua orang korban tewas lainnya adalah tenaga kerja wanita (TKW) yakni Farida dan Siti Fatimah.
Kasus pembunuhan ini dimulai dengan penipuan yang dilakukan ketiga tersangka dengan modus penggandaan kekayaan melalui supranatural.
Ketiga tersangka mengincar para TKW untuk menguras habis hartanya. Total ada 11 orang TKW yang menjadi korban penipuan Wowon cs.
Mereka adalah Hanna, Aslem, Sulastini, Entin, Hamidah, Evi, Yanti, Nene dan Yeni Nursaada.
Selanjutnya Siti Fatimah dan Farida yang tewas dibunuh oleh Wowon cs karena menagih janji penggandaan kekayaan dalam kasus ini.
Wowon menjadi peran penting dalam melakukan penipuan tersebut.
Dia berperan sebagai sosok yang dianggap sakral dan sakti bernama Aki Banyu.
Bahkan, kedua tersangka lain Duloh dan Dede tertipu dengan sosok Aki Banyu ini.
Keduanya baru mengetahui jika Aki Banyu adalah Wowon setelah kasus ini terungkap.
Atas perbuatannya, mereka pun dijerat dengan Pasal 340 KUHP, subsider 338, 339 KUHP, ancaman pidana paling berat hukuman mati.